Mohon tunggu...
Putra Mario
Putra Mario Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Allah Mengasihi, Allah Peduli

11 Desember 2024   14:37 Diperbarui: 11 Desember 2024   14:37 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Berjalan menuju Yesus (Dok. Pribadi)

Rabu, 11 Desember 2024

Yes 40:25-31; Mat 11:28-30

Dalam Perjanjian Lama, orang Israel seringkali mendapat hukuman dari Allah. Gambarannya bisa dilihat dari bagaimana mereka harus menghadapi bangsa-bangsa yang datang menyerang Israel kemudian dibawa ke pembuangan untuk dijadikan budak di sana. Namun, orang-orang Israel melihat bahwa apa yang terjadi merupakan buah dari ketidaksetiaan mereka terhadap Allah. Hukuman Allah adalah sebentuk teguran Allah agar mereka harus selalu setia kepada Allah.

Meski demikian, hukuman Allah terhadap Israel tidak menjadi gambaran bahwa Allah benci terhadap orang Israel. Setelah memberi hukuman, Allah kembali mengasihi mereka. Istilahnya, Allah seperti memberi terapi kejut agar Israel tetap mengingat akan Allah yang telah setia menemani mereka dari nol.

Bacaan I dari nubuat Yesaya hari ini menunjukkan bahwa Allah sungguh setia kepada Israel. Nubuat Yesaya adalah mengingatkan kembali orang-orang Israel bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Pencipta langit dan bumi. Di sini, orang Israel dihadapkan pada kekuasaan Allah, yang tidak bisa dibandingkan dengan siapa pun juga (Yes 40:25).

Dalam nubuat yang sama, Yesaya juga mengingatkan orang Israel perihal kekuatan yang diberikan Allah kepada orang yang lemah dan tidak berdaya (Yes 40:29,31). Pernyataan tersebut merupakan janji pemulihan bagi yang bersandar pada-Nya. Kelemahan manusia justru tidak menjadi penghalang bagi Allah untuk bekerja, tetapi justru menjadi kesempatan bagi Dia untuk menujukkan kuasa-Nya. Kekuatan yang berasal dari Allah merupakan harta yang sangat berharga bagi manusia dalam menghadapi tantangan hidup. Dengan demikian, Allah peduli dengan manusia.

Jadi, kekuatan yang Allah tawarkan menjadi modal bagi kita, memberikan pengharapan, memberi arah dalam kegelapan dan menjadikan hidup kita penuh tujuan yang mulia. Dan kekuatan dari Allah tidak hanya berupa kekuatan fisik, tetapi juga kekuatan rohani.

Demikian juga dalam bacaan Injil. Yesus secara terbuka mengundang siapa saja yang merasa kewalahan oleh tekanan hidup (Mat 11:28). Dia tidak tidak meminta yang lesu dan berbeban berat untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri, tetapi mengundang untuk datang kepada-Nya. Dia memahami betapa berat beban hidup yang dipikul, sekaligus menawarkan kelegaan sejati yang berasal dari Dia.

Sembari menawarkan bantuan, Yesus juga menawarkan hubungan yang mendalam dengan-Nya. Ajakan Yesus untuk mengenakan kuk (sebatang kayu besar yang dipasangkan pada bahu dari dua hewan, seperti sapi atau kerbau, untuk menarik beban) adalah tawaran untuk berjalan bersama Yesus dan hidup bersama Yesus. Dengan mengenakan kuk (Mat 11:30), kita tetap berada di samping Yesus, suatu gambaran bahwa Dia tidak pernah meninggalkan kita sendirian dengan beban hidup kita.

Dua bacaan liturgi hari ini mengajak kita untuk sadar betapa Allah peduli dengan nasib manusia. Allah tidak pernah tega dengan membiarkan manusia hancur begitu saja. Justru Dia datang dan peduli terhadap kesulitan kita. Ingatlah bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang memulihkan nasib manusia. Kasihnya yang besar dan tak terbatas adalah kekuatan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun