Pasca kemenangan 3-0 atas Real Mallorca, Senin (14/3) waktu Spanyol, Real Madrid harus membayar mahal kemenangan itu dengan cederanya tiga pemain penting: Ferland Mendy, Rodrygo Goes, dan Karim Benzema. Nama terakhir menyita perhatian.
Benzema telah menjadi pilar paling penting pasca kepergian Cristiano Ronaldo. Juru gedor Real Madrid beralih kepada Benzema. Real Madrid pun membuat ketergantungan terhadap Benzema. Inilah yang menyebabkan ketiadaan Benzema dalam suatu laga akan berdampak buruk terhadap Real Madrid.
Para striker pengganti ketika Benzema beristirahat dianggap tidak ada yang cakap. Beberapa kali kesempatan itu datang pada para pelapis Benzema, mereka tidak mampu memaksimalkannya dengan baik.
Situasi buruk yang ada di lini depan Real Madrid memang berdampak pada performa kontra rival bebuyutan, Barcelona, pada Minggu (20/3) waktu Spanyol. Hal ini kemudian bermuara pada ketidakcermatan Ancelotti dalam memainkan pemain yang ada.
Sungguh tidak masuk akal ketika memainkan seorang Luca Modric sebagai false 9. Modric bukanlah pemain bertipe striker atau yang bisa diplot sebagai false 9. Padahal, skuad memiliki Jovic, Hazard, Mariano Diaz, hingga Garet Bale. Atau bisa juga menempatkan Isco sebagai false 9. Isco sudah beberapa kali dimainkan pada posisi itu.
Formasi tak lazim ini adalah kesalahan yang sebenarnya tidak perlu dibuat oleh seorang Carlo Ancelotti. Apalagi dalam pertandingan sekelas El Clasico, perjudian perlu diminimalkan, bahkan tidak perlu dimainkan. Terlebih, Barcelona sedang bagus-bagusnya.
Ancelotti tampak sedang bermain api yang berujung petaka. Dan, terdapat dua hal yang bisa dilihat dari kekalahan itu.
Pertama, permainan api itu menunjukkan bahwa Ancelotti kepanikan dalam menurunkan skuad kala Benzema tidak dapat dimainkan. Orang yang panik biasanya selalu salah tingkah, salah kebijakan. Ancelotti panik, dan itu berujung pada kesalahan dalam menurunkan skuad.
Kedua, permainan api itu menujukkan bahwa Ancelotti tidak memiliki relasi yang baik dengan pemain-pemain seperti Jovic, Hazard, Isco, Bale. Dalam arti, adanya kepercayaan yang hilang di antara Ancelotti dengan pemain-pemain itu. Padahal, dalam sebuah tim, saling percaya adalah hal yang amat penting. Karena semua demi tim.