Skor 1-0, dengan analisis bagaimanapun terkategori sebagai kemenangan bagi yang memiliki angka satu dan sebaliknya kekalahan bagi yang memiliki angka nol. Dengan demikian, menggunakan catatan apapun, jika hasil akhir adalah demikian, tetap saja yang satu adalah menang, yang nol adalah kekalahan.
Dalam sepak bola, hasil akhir adalah yang dicari. Setiap tim selalu bermain untuk mengejar kemenangan, bukan kekalahan (dan hasil seri). Memenangkan pertandingan adalah cara teraman untuk tetap berlangkah, kendati dengan skor tipis 1-0.
Real Madrid baru saja menelan kekalahan dari tim Atletico Bilbao. Pertandingan yang dilangsungkan di San Mames (Kamis, 3/2 waktu Spanyol) itu berakhir dengan skornya tipis, 1-0. Gol tersebut dicetak oleh Alejandro Berenguer Remiro pada menit krusial 89. Skor 1-0 sudah cukup untuk Atletico Bilbao untuk melenggang ke babak 4 besar. Skor yang sama itu juga sudah sangat cukup untuk membalaskan dendam mereka atas Real Madrid yang berhasil merebut trofi Piala Super Spanyol.
Sedangkan, di mata Real Madrid, skor tersebut adalah tamparan bagi mereka untuk tidak melanjutkan perjalanannya di pentas Copa del Rey. Maka, tunggu musim berikut lagi untuk bisa beradu nasib di pentas yang sama.
Kekalahan itu tidak terlepas dari line up yang diturunkan oleh Carlo Ancelotti. Bagaimana mungkin menurunkan Marco Asensio sebagai nomor 9? Padahal, posisi Asensio adalah di sayap kanan dan Real Madrid sendiri memiliki Luka Jovic yang perlu diberi menit bermain. Ataupun Ancelotti bisa menurunkan Isco Alarcon sebagai nomor 9, karena sudah terbukti dirinya di timnas Spanyol banyak bermain di posisi itu.
Tentu ini adalah hasil yang tak diinginkan oleh Ancelotti. Namun, dia perlu berbenah dalam meracik formasi dan pandai melihat potensi tiap pemain. Dengan ketiadaan Karim Benzema, posisi tersebut mestinya diberikan kepada Jovic atau Isco. Selain karena rotasi, kedua pemain tersebut lebih cocok berada di posisi itu ketimbang Asensio.
Kekalahan tersebut menambah daftar panjang tim ibu kota Spanyol itu dalam gelaran Copa del Rey. Terakhir kali mereka mengangkat trofi Copa del Rey pada musim 2013-2014, yang kala itu sukses mengalahkan Barcelona dengan skor 2-1. Setelah itu, Real Madrid hanya menjadi peserta yang sekadar ikut-ikutan.
Copa del Rey sendiri sebenarnya bukan jodoh yang baik untuk Real Madrid. Secara keseluruhan, Real Madrid baru mengisi lemari trofi Copa del Rey sebanyak  19 trofi. Real Madrid masih kalah dalam peroleh trofi Copa del Rey dari Barcelona (30 trofi) dan Atletico Bilbao (23 trofi).
Semoga saja nasib baik bisa menghampiri Real Madrid dalam pentas Copa del Rey di musim mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H