Mohon tunggu...
Mario F. Cole Putra
Mario F. Cole Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Sosial dari Bahasa Anak Jaksel

16 Januari 2022   22:46 Diperbarui: 16 Januari 2022   23:08 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: ebahana.com

Pertanyaan ini sangat sulit untuk dijawab, sebab tidak ada indikator atau standar penilaian untuk menilai apakah suatu bahasa itu rusak atau tidak. Bahasa hanya dapat muncul atau hilang, tergantung pada penuturnya. Sehingga bahasa anak Jaksel adalah bagian dari proses bahasa.

Barangkali yang bisa kita jawab di sini adalah mengapa bahasa anak Jaksel ini bisa muncul. Hemat saya, selain memang karena bahasa itu sifatnya dinamis, kemunculan bahasa anak Jaksel adalah bagian dari cara orang-orang masa kini untuk terlihat istimewa. Fenomena ini adalah bagian dari suatu proses sosial.

Sebenarnya, penggunaan bahasa anak Jaksel adalah agar seorang penutur dapat terlihat keren. Mayoritas pengguna bahasa anak Jaksel adalah anak muda yang sedang mencari jati diri. Mereka menggunakan bahasa sedemikian rupa agar terlihat keren dan bisa diterima dan diakui dalam suatu kelompok sosial.

Inilah yang oleh Pierre Bourdieu disebut dengan kapital budaya. Kapital budaya berupa cara berbicara sangat mempengaruhi kedudukan sosial seseorang dalam suatu kelompok sosial. Ketika seorang berbicara menggunakan bahasa anak Jaksel, dia sedang mendongkrak dirinya dalam suatu kelompok sosial tertentu. Dalam arti ini, dia ingin terlihat keren di mata orang-orang sekitarnya.

Era media sosial adalah momen di mana segala sesuatu berubah, termasuk cara manusia berbahasa. Seperti saat di mana handphone muncul, cara kita menggunakan bahasa berubah. Demikian ketika muncul bahasa anak Jaksel, cara menggunakan bahasa pun berubah, yakni dengan mencampur-adukan bahasa Indonesia dengan bahasa lain.

Di masa depan, entah cara berbahasa seperti apalagi yang akan muncul. Selama bahasa memiliki sifat dinamis, di situ pula selalu ada perubahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun