Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Angin Malam yang Berbisik

31 Januari 2025   23:30 Diperbarui: 1 Februari 2025   05:51 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angin malam berhembus lirih, membelai bayang di batas sepi

Dalam dekapnya, kulepas resah,

membiarkan kenangan menari di ujung mimpi

Angin seperti bisikan masa lalu,

menyelinap di antara dingin yang menggigil sunyi

Aku melangkah di lorong kenangan,

mengeja jejak yang nyaris pudar

Lalu kutemui angin di tatapanmu, kasih,

seperti rindu yang tak kunjung reda

Sepi menetes di sudut rembulan,

menyulam luka dalam kelam yang bisu

Angin adalah nyanyian tak bersuara,

mengalir di antara malam, meresap ke dalam jiwa

Menembus relung, menggoyahkan hati,

membawa keresahan yang tak bernama

Aku tahu, kelak angin menjadi hembusan terakhir,

membelai nisan dalam kesunyian abadi

Di tiap hembusnya, kutemukan makna,

tentang harap, kehilangan, dan kefanaan

Angin malam bukan sekadar dingin,

ia adalah bisikan rindu yang tak terucap

di hati yang beku, di jiwa yang pilu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun