Angin malam berhembus lirih, membelai bayang di batas sepi
Dalam dekapnya, kulepas resah,
membiarkan kenangan menari di ujung mimpi
Angin seperti bisikan masa lalu,
menyelinap di antara dingin yang menggigil sunyi
Aku melangkah di lorong kenangan,
mengeja jejak yang nyaris pudar
Lalu kutemui angin di tatapanmu, kasih,
seperti rindu yang tak kunjung reda
Sepi menetes di sudut rembulan,
menyulam luka dalam kelam yang bisu
Angin adalah nyanyian tak bersuara,
mengalir di antara malam, meresap ke dalam jiwa
Menembus relung, menggoyahkan hati,
membawa keresahan yang tak bernama
Aku tahu, kelak angin menjadi hembusan terakhir,
membelai nisan dalam kesunyian abadi
Di tiap hembusnya, kutemukan makna,
tentang harap, kehilangan, dan kefanaan
Angin malam bukan sekadar dingin,
ia adalah bisikan rindu yang tak terucap
di hati yang beku, di jiwa yang pilu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!