Potret Pendidikan di Kabupaten Aceh Tamiang
Kabupaten Aceh Tamiang, sebuah wilayah yang terus berbenah dalam sektor pendidikan, menunjukkan perkembangan signifikan. Data terbaru tahun 2023 menunjukkan bahwa kabupaten ini memiliki 266 satuan pendidikan, termasuk PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB. Meski demikian, tantangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan masih menjadi agenda utama.
Angka harapan lama sekolah di Aceh Tamiang telah meningkat menjadi 13,96 tahun, dengan rata-rata lama sekolah mencapai 9,24 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan akses pendidikan terus dilakukan, meski belum sepenuhnya ideal. Tingginya persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) pada jenjang SD hingga SMA, yang berkisar di angka 90%-an, menjadi indikator positif bahwa anak-anak di Aceh Tamiang memiliki akses yang lebih baik terhadap pendidikan.
Namun, fasilitas pendidikan masih menjadi pekerjaan rumah. Sebanyak 27,5% ruang kelas di tingkat PAUD hingga SLB mengalami kerusakan sedang hingga berat. Sanitasi juga perlu mendapat perhatian, meskipun persentase sekolah dengan sarana cuci tangan telah mencapai 100% pada tingkat SD hingga SMA. Fakta ini menggarisbawahi pentingnya pengelolaan infrastruktur yang lebih baik agar lingkungan belajar semakin kondusif.
Guru adalah pilar utama pendidikan, dan Aceh Tamiang memiliki 2.813 pendidik di berbagai jenjang. Dari jumlah ini, sebagian besar telah tersertifikasi, meski ada jenjang yang masih menghadapi kesenjangan, terutama dalam ketersediaan guru PNS. Rasio pendidik terhadap peserta didik pada jenjang SD adalah 1:31, lebih tinggi dibandingkan rasio ideal 1:20, yang dapat memengaruhi kualitas pengajaran.
Dari segi anggaran, pemerintah kabupaten mengalokasikan Rp152,6 miliar untuk sektor pendidikan, yang mencakup program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tunjangan profesi guru (TPG), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Namun, dengan 63,7% dari total anggaran masih dialokasikan untuk program non-pendidikan, dibutuhkan strategi anggaran yang lebih fokus untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Salah satu peluang besar bagi Aceh Tamiang adalah optimalisasi teknologi dalam pembelajaran. Dengan adanya akses internet di sebagian besar sekolah, integrasi teknologi digital dapat memperluas jangkauan pendidikan dan memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif bagi siswa. Program pelatihan guru dalam penggunaan teknologi juga menjadi langkah strategis untuk mempercepat transformasi ini.
Pendidikan yang berkualitas tidak hanya bergantung pada pemerintah dan sekolah, tetapi juga pada dukungan masyarakat. Di Aceh Tamiang, keterlibatan orang tua dan komunitas dalam berbagai program pendidikan, seperti pengelolaan sekolah berbasis masyarakat (school-based management), dapat mendorong hasil yang lebih baik. Kesadaran bersama untuk menjaga dan memperbaiki fasilitas sekolah juga perlu ditingkatkan.
Selain akademik, pendidikan karakter harus menjadi fokus utama. Aceh Tamiang dapat memanfaatkan potensi budaya lokal untuk membangun karakter siswa sesuai nilai-nilai kearifan lokal dan moral bangsa. Kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pendidikan karakter, seperti pramuka dan seni budaya, menjadi bagian penting dalam mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Kabupaten Aceh Tamiang memiliki peluang besar untuk menjadi teladan dalam pengelolaan pendidikan di Aceh. Namun, upaya ini membutuhkan komitmen bersama yang kuat, mulai dari perencanaan anggaran yang efektif, pemanfaatan teknologi, hingga penguatan pendidikan karakter. Dengan langkah yang konsisten, harapan untuk menciptakan generasi yang unggul bukanlah sesuatu yang mustahil
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI