SUSAH TIDUR
Antara Kelelahan Tubuh dan Kegelisahan Pikiran
Mariono, S.Pd.I.,M.Pd.
Tidur bukan sekadar memejamkan mata, tetapi seni menyerahkan diri pada ketenangan dan berdamai dengan pikiran
Susah tidur, atau yang dikenal dengan istilah insomnia, adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan untuk memulai tidur atau mempertahankan tidur. Kondisi ini bisa terjadi sekali waktu atau berulang, dan sering kali dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari stres, pola hidup, hingga kondisi kesehatan tertentu.
Pernahkah Anda mengalami susah tidur? Jika ya, Anda pasti tahu bagaimana rasanya malam yang terasa begitu panjang dan tak berkesudahan. Pikiran terus berputar, seolah ada sesuatu yang mengganjal di kepala. Tubuh lelah, namun mata tak mau terpejam. Bahkan, suasana kamar yang sunyi terasa tidak membantu.
Saya pernah merasakannya. Jam sudah menunjukkan pukul 00:45, tetapi mata saya tetap terbuka. Padahal, sejak pukul 21:30, saya sudah berbaring di tempat tidur, berharap bisa tidur lebih awal. Semua usaha telah dicoba: mematikan lampu, menutup mata, bahkan menghitung domba. Namun, tak satu pun berhasil.
Apa sebenarnya yang menyebabkan susah tidur? Bisa jadi, itu adalah kombinasi antara pikiran yang penuh dengan beban dan tubuh yang kurang rileks. Di era modern ini, gawai yang terus menyala, tekanan pekerjaan, dan kecemasan akan hari esok menjadi penyebab umum yang membuat malam kehilangan esensinya sebagai waktu untuk istirahat.
Meskipun tidur adalah nikmat luar biasa yang diberikan Tuhan dan biasanya mudah untuk dilakukan, ternyata ada kalanya tidur itu tidak sesederhana yang kita bayangkan. Ketika tubuh dan pikiran kita tidak selaras, tidur yang menjadi kebutuhan mendasar manusia justru berubah menjadi tantangan. Oleh karena itu, memahami pentingnya keseimbangan mental dan fisik sangatlah penting agar malam dapat kembali menjadi waktu istirahat yang berkualitas.
Bagi Anda yang sering mengalami kesulitan tidur, jangan menyerah untuk mencoba berbagai cara untuk menciptakan suasana tidur yang lebih baik. Mulailah dari langkah sederhana seperti menjauhkan diri dari layar elektronik, menciptakan rutinitas tidur yang konsisten, dan mengelola stres dengan baik. Ingatlah, "Tidur bukanlah akhir dari hari, tetapi awal untuk hari esok yang lebih baik."
Jadi, mari kita hargai setiap waktu istirahat kita, karena malam yang tenang adalah anugerah yang tak ternilai harganya. Apa pun tantangan yang kita hadapi, percayalah bahwa istirahat yang cukup adalah kunci untuk menjalani hidup dengan lebih sehat dan bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H