Ketika Hati Kecewa dan Terluka
Ketika hati merasa kecewa, percayalah Allah tidak pernah salah memberi rasa. Ia hanya mengajarkan kita untuk lebih bersandar kepada-Nya.
Dalam kehidupan ini, tiada seorang pun yang mendambakan rasa kecewa dan terluka. Namun, kenyataannya, hidup tidak selalu berjalan sesuai harapan. Luka perasaan sering kali membuat hati terasa lemah, gelisah, dan tidak tenang. Bahkan, air mata pun menjadi saksi bisu dari kegundahan yang tak mampu lagi ditahan.
Namun, ada satu hikmah besar yang sering terlewat ketika hati diliputi oleh kekecewaan. Allah mengingatkan kita bahwa cinta, rezeki, dan segala nikmat di dunia ini memiliki pasang surutnya. Pertemuan selalu diikuti perpisahan, begitu pula dengan kelapangan rezeki yang kadang hadir dalam limpahan, dan terkadang dalam kekurangan. Semua itu adalah bagian dari ketetapan Allah yang sempurna.
Saat hati terasa resah dan gelisah, ada satu pegangan kokoh yang tak pernah mengecewakan: mengingat Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an,
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram."
(QS. Ar-Ra'd: 28).
Kunci ketenangan sejati bukanlah terletak pada berlimpahnya kenikmatan dunia, melainkan pada hubungan kita dengan Sang Pencipta. Allah menguji kita dengan kesedihan bukan untuk menghukum, melainkan agar kita kembali bersandar kepada-Nya. Ujian itu adalah cara Allah mendidik hamba-Nya, mengarahkan hati yang kadang terlena oleh dunia, agar kembali kepada dzikir dan doa.
Rasa kecewa yang dirasakan adalah bagian dari tanda kasih sayang Allah. Sebagaimana firman-Nya,
"Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita."
(QS. At-Taubah: 40).