Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Marah

3 Januari 2025   12:11 Diperbarui: 3 Januari 2025   12:11 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

M A R A H

Mengelola Marah Dari Penyesalan Menjadi Pelajaran

Marah adalah bagian dari kemanusiaan kita, tetapi cara kita mengelolanya mencerminkan kedewasaan kita. Jangan biarkan marah merusak, jadikan ia pendorong untuk hal-hal yang lebih baik

Marah adalah suatu bentuk emosi yang wajar dimiliki setiap manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), marah diartikan sebagai perasaan tidak senang atau emosi yang timbul akibat rasa tersinggung, terhina, atau tidak puas. Secara harfiah, marah adalah reaksi spontan terhadap situasi yang dianggap tidak sesuai dengan harapan atau merugikan seseorang.  

Siapa di antara kita yang tidak pernah marah? Saya sendiri pernah marah, meskipun sering kali menyesal setelahnya. Rasa marah muncul dari berbagai pemicu, seperti ketidakadilan, rasa sakit hati, atau kegagalan memenuhi ekspektasi. Pertanyaannya adalah, apa yang sebenarnya membuat kita marah? Jawabannya terletak pada persepsi dan interpretasi kita terhadap suatu situasi.  

Marah tentu memiliki dampak, baik untuk pihak yang marah maupun yang menjadi sasaran kemarahan. Bagi orang yang marah, emosi ini dapat menjadi pelepasan tekanan batin atau cara menyampaikan ketidakpuasan. Namun, sering kali marah juga membawa dampak negatif, seperti penyesalan, hubungan yang retak, atau bahkan kerugian fisik jika tidak terkendali. Bagi yang dimarahi, dampaknya bisa berupa tekanan psikologis, rasa rendah diri, atau justru motivasi untuk berubah, tergantung pada cara marah itu disampaikan.  

Lalu, mana yang lebih besar dampaknya, pada yang marah atau yang dimarahi? Jawabannya bergantung pada konteks dan intensitas kemarahan tersebut. Jika marah digunakan sebagai sarana untuk mendidik atau memperbaiki, dampaknya bisa positif bagi kedua belah pihak. Sebaliknya, jika marah muncul dari emosi yang tidak terkendali, dampaknya cenderung merugikan semua pihak.  

Adakah dampak positif dari marah? Tentu ada. Marah yang terarah dapat menjadi katalis untuk perubahan. Misalnya, marah terhadap ketidakadilan dapat memotivasi seseorang untuk bertindak memperbaiki keadaan. Selain itu, marah juga bisa menjadi cara untuk mengekspresikan emosi yang selama ini terpendam, sehingga mencegah akumulasi stres yang lebih besar.  

Mengelola marah dengan bijak adalah kunci agar emosi ini tidak menjadi bumerang bagi diri sendiri maupun orang lain. Ketika kita merasa marah, penting untuk memberi jeda pada diri sendiri, memahami alasan di balik emosi tersebut, dan mencari cara yang konstruktif untuk mengatasinya. Marah yang dikelola dengan baik tidak hanya melindungi hubungan, tetapi juga membantu kita tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa.  

Marah seharusnya tidak menjadi alasan untuk menyakiti orang lain. Sebaliknya, jadikan marah sebagai alat untuk introspeksi diri. Apakah kita telah menyampaikan kebutuhan atau perasaan kita dengan cara yang tepat? Apakah kita memberi ruang bagi orang lain untuk memperbaiki kesalahannya? Dengan refleksi semacam ini, marah dapat berubah dari sebuah kelemahan menjadi sebuah kekuatan.  

Dalam kehidupan, emosi adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan kita. Jangan takut marah, tetapi jangan pula membiarkan marah mengendalikan diri kita. Jika kita dapat menyeimbangkan emosi ini dengan logika dan hati nurani, marah dapat menjadi dorongan untuk membawa perubahan, baik dalam diri kita maupun di sekitar kita.  

Marah adalah api kecil dalam jiwa jika dikelola dengan baik, ia dapat menerangi, tetapi jika dibiarkan liar, ia akan menghanguskan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun