Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Egois

1 Januari 2025   14:17 Diperbarui: 1 Januari 2025   14:17 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

E G O I S

Antara Negatif dan Positif

Jadilah egois dengan bijak. Prioritaskan dirimu untuk menjaga keseimbangan hidup, namun jangan pernah lupa bahwa kebahagiaan sejati juga hadir ketika kita berbagi kebaikan dengan sesama.

Egoisme yang terarah bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan untuk mencintai diri sendiri tanpa melupakan cinta kepada orang lain

Apa itu egois? Secara sederhana, egois sering dipahami sebagai sifat mementingkan diri sendiri tanpa memedulikan orang lain. Namun, secara etimologi, kata "egois" berasal dari bahasa Latin "ego," yang berarti "saya" atau "diri sendiri." Dalam filsafat, istilah ini sering dikaitkan dengan tindakan atau sikap yang berpusat pada kepentingan pribadi.

Apakah semua orang memiliki sifat egois? Jawabannya, ya. Sebagai manusia, kita secara alami memiliki dorongan untuk melindungi dan memprioritaskan diri sendiri. Dalam psikologi, ini dianggap sebagai mekanisme bertahan hidup. Namun, tingkat egoisme setiap orang berbeda-beda, tergantung pada latar belakang, pengalaman, dan nilai-nilai yang mereka pegang.

Lalu, apakah egois itu selalu negatif? Tidak selalu. Dalam banyak konteks, egoisme dianggap sebagai sifat yang buruk karena cenderung mengabaikan kepentingan orang lain. Misalnya, seseorang yang egois dalam hubungan sosial mungkin sulit untuk bekerja sama atau membangun empati. Namun, dalam situasi tertentu, egoisme justru dapat memiliki sisi positif.

Egois yang positif muncul ketika seseorang memprioritaskan dirinya sendiri untuk tujuan yang lebih besar atau demi menjaga keseimbangan hidup. Contohnya adalah mengatakan "tidak" pada permintaan yang berlebihan agar tidak merasa kewalahan atau memprioritaskan kesehatan mental sendiri agar bisa membantu orang lain dengan lebih baik.

Namun, di balik konotasi negatif yang sering melekat pada egoisme, kita dapat melihatnya sebagai sebuah kesempatan untuk memperbaiki diri. Mengutamakan diri sendiri tidak selalu berarti mengabaikan orang lain. Justru, dengan memahami kebutuhan kita, kita dapat menjadi individu yang lebih kuat dan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar kepada lingkungan sekitar. Bagaimana mungkin kita bisa memberikan yang terbaik untuk orang lain jika diri kita sendiri hancur?

Egois juga bisa menjadi refleksi bahwa setiap orang memiliki hak atas kebahagiaan dan kesejahteraan mereka sendiri. Kadang, mengambil waktu sejenak untuk fokus pada diri sendiri adalah bentuk cinta diri yang sangat penting. Ketika kita memiliki cinta dan penghormatan terhadap diri sendiri, kita cenderung menjadi lebih baik dalam memahami dan menghormati orang lain. Ini adalah kunci keseimbangan yang sering terlupakan di tengah tekanan untuk selalu mendahulukan orang lain.

Yang perlu kita pahami adalah bahwa sikap egois yang sehat lahir dari kesadaran akan batas diri. Ketika kita tahu kapan harus berkata "ya" dan kapan harus berkata "tidak," kita sedang membangun kepribadian yang autentik dan bermakna. Inilah bentuk egoisme yang tidak hanya memperbaiki diri sendiri, tetapi juga menciptakan ruang untuk saling menghormati.

Egois itu netral. Negatif atau positifnya tergantung bagaimana kita menggunakannya. Jika digunakan secara bijaksana, egois bisa menjadi alat untuk menjaga keseimbangan hidup dan membangun hubungan yang lebih harmonis. Maka, mari kita refleksikan: Apakah kita sudah cukup bijak dalam memandang dan menerapkan sikap egois dalam hidup kita?

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun