Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terik

1 Januari 2025   12:23 Diperbarui: 1 Januari 2025   12:23 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

T E R I K

Dari Panas Matahari Hingga Kelezatan Makanan Khas Jawa

Hidup seperti terik matahari, kadang menyengat, tapi justru dari panas itu kita menemukan ketahanan untuk tumbuh lebih kuat

Kita pernah mendengar dan mengatakan kata terik, bukan? Lantas, apa itu terik? Terik sering kali kita kaitkan dengan cuaca yang panas menyengat, di mana sinar matahari memancar begitu kuatnya, memberi rasa gerah dan teriknya terasa di kulit. Namun, tahukah Anda bahwa terik juga memiliki arti yang berbeda? Ternyata, terik juga merupakan salah satu nama makanan khas dari Jawa yang kaya rasa dan menyenangkan lidah. Dua pengertian ini, meskipun kontradiktif, sejatinya memberikan pelajaran yang berharga tentang kehidupan.

Panas terik matahari sering kali diidentikkan dengan kesulitan dan tantangan hidup yang menguji ketahanan diri. Seperti sinar matahari yang membakar kulit, kehidupan tidak selalu berjalan mulus dan sering kali menghadirkan rintangan yang memaksa kita untuk bertahan. Namun, di balik setiap tantangan tersebut, ada pula peluang untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat. Hidup yang penuh terik adalah ujian bagi ketahanan fisik, mental, dan spiritual kita---seperti pohon yang tumbuh lebih kuat setelah diterpa angin dan hujan.

Namun, terik juga memiliki sisi lain yang jauh lebih menyenangkan. Di Jawa, "terik" bukan hanya sekadar cuaca yang panas, tetapi juga makanan khas yang menggugah selera. Hidangan terik, yang terbuat dari daging sapi atau kambing yang dimasak dengan santan dan rempah-rempah, menawarkan kelezatan yang sulit ditolak. Kuah yang kental dan kaya rasa dari santan berpadu dengan daging empuk yang dimasak perlahan, menjadikan setiap suapan sebagai kenikmatan tersendiri. Terik dalam konteks kuliner adalah sebuah kenikmatan yang menyatukan keluarga dan teman, mempererat hubungan sosial dalam setiap acara.

liputan6.com
liputan6.com

Sebagaimana kita menikmati sepiring terik dengan penuh rasa syukur, mari kita hadapi hidup ini dengan penuh semangat, percaya bahwa setiap tantangan akan membawa kita pada keindahan dan kebahagiaan yang layak kita nikmati.

Kedua pengertian tentang "terik" ini, meskipun tampak bertentangan, sebenarnya mengajarkan kita banyak hal. Cuaca yang panas memberi pelajaran tentang ketahanan diri dan kesabaran dalam menghadapi ujian hidup. Sementara itu, hidangan terik mengingatkan kita bahwa dalam setiap kesulitan, ada kenikmatan dan kebahagiaan yang menanti. Terik mengajarkan kita bahwa meski hidup penuh tantangan, kita juga harus mampu merayakan setiap keberhasilan, sekecil apapun itu, dengan sebaik-baiknya bahkan mungkin dengan menikmati sepiring terik yang lezat.

Panas yang menyengat matahari mengajarkan kita untuk tidak cepat menyerah. Ketika kita berhadapan dengan kesulitan, kita sering kali merasa seolah-olah tidak akan mampu bertahan. Namun, seperti halnya terik matahari yang hanya sementara, kesulitan dalam hidup juga akan berlalu. Ini adalah pengingat bahwa hidup adalah tentang kesabaran, perjuangan, dan ketekunan. Momen-momen sulit ini justru membentuk karakter dan kepribadian kita, menguatkan pondasi kita untuk menghadapi tantangan lebih besar yang akan datang.

Di sisi lain, menikmati hidangan terik juga mengajarkan kita untuk menghargai hal-hal kecil dalam hidup. Ketika kita menikmati hidangan yang dimasak dengan penuh perhatian dan kasih, kita diajak untuk memperhatikan setiap detil kehidupan. Hidangan terik yang lezat bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang proses. Daging yang dimasak dengan teliti, bumbu yang disesuaikan dengan sempurna, dan santan yang kental menciptakan harmoni yang menyatu. Ini adalah metafora untuk hidup, di mana setiap langkah, meski kecil, membawa kita menuju hasil yang memuaskan jika dikelola dengan hati-hati.

Terik, baik dalam konteks cuaca atau kuliner, mengajarkan kita bahwa hidup tidak selalu hitam-putih. Ada panas yang perlu dihadapi, ada juga rasa manis yang menunggu untuk dinikmati. Kehidupan penuh dengan kontradiksi, tetapi kontradiksi inilah yang memberi warna dan kedalaman. Seperti halnya terik matahari yang dapat membakar namun juga memberi kehangatan, atau hidangan terik yang pedas namun menggugah selera, kehidupan pun mengajarkan kita untuk mencari keseimbangan antara perjuangan dan kenikmatan, antara tantangan dan kebahagiaan.

Dari dua makna "terik" yang berbeda terik sebagai panas matahari dan terik sebagai hidangan khas Jawa kita dapat belajar bahwa hidup ini penuh dengan kontradiksi yang saling melengkapi. Di balik panas dan tantangan yang kita hadapi, ada kekuatan untuk bertahan dan tumbuh. Begitu pula dengan hidangan terik yang menggugah selera, setiap kenikmatan datang setelah proses yang penuh kesabaran dan ketelitian. Kehidupan mengajarkan kita untuk menemukan keseimbangan antara perjuangan dan kenikmatan, serta menghargai setiap langkah yang kita ambil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun