Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lilin

31 Desember 2024   10:52 Diperbarui: 31 Desember 2024   10:52 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

L I L I N

Seperti lilin yang terus menyala meski tubuhnya perlahan habis, jadilah seseorang yang tetap memberi terang meskipun harus berkorban. Karena dalam setiap pengorbanan, ada cahaya harapan yang mampu menginspirasi banyak orang

Lilin tidak bersinar untuk dirinya sendiri, tetapi untuk menerangi dunia di sekitarnya. Jadilah seperti lilin, yang meski kecil, mampu membawa terang di tengah gelap

Di zaman serba canggih seperti sekarang, lilin masih menjadi bagian dari kehidupan kita. Meski sebagian besar rumah kini menggunakan listrik sebagai sumber penerangan, lilin tetap memiliki tempat istimewa. Namun, benarkah lilin hanya berfungsi sebagai penerang? Jika ya, mengapa lilin selalu hadir dalam perayaan ulang tahun, meskipun ruangan tersebut sudah terang benderang?

Lilin ternyata bukan sekadar alat penerang. Ia menyimpan makna simbolis yang mendalam. Dalam tradisi ulang tahun, lilin sering diasosiasikan dengan harapan dan doa. Api yang menyala di atas lilin melambangkan semangat hidup, keberanian, dan harapan untuk masa depan. Ketika lilin ditiup, diiringi dengan permohonan doa, tradisi ini mencerminkan keyakinan bahwa harapan kita akan terkabul.

Selain itu, lilin juga punya peran dalam menciptakan suasana. Dalam suasana romantis, lilin memberikan pencahayaan lembut yang menenangkan. Pada acara keagamaan, lilin menjadi simbol kehadiran spiritual, doa, dan refleksi. Dalam seni, lilin sering digunakan untuk menambah estetika dan kehangatan.

Namun, lilin juga memiliki sisi kontroversial. Dalam perayaan ulang tahun, ada yang menganggap tradisi meniup lilin berasal dari ritual pagan kuno yang bertentangan dengan ajaran agama tertentu. Mereka mengklaim bahwa meniup lilin dengan harapan adalah bentuk penyembahan simbolis yang seharusnya tidak dilakukan oleh mereka yang berpegang teguh pada keyakinan monoteistik. Apakah kita benar-benar memahami makna di balik tradisi ini, atau hanya mengikuti tanpa pertimbangan?

Di sisi lain, lilin sering digunakan dalam praktik-praktik spiritual tertentu, seperti meditasi atau ritual pemanggilan energi, yang oleh sebagian orang dianggap tabu. Lilin sebagai simbol penghubung antara dunia manusia dan spiritual sering kali memicu perdebatan, terutama di kalangan kelompok religius yang percaya bahwa penggunaan lilin untuk tujuan ini dapat membawa dampak negatif.

Ironisnya, meskipun lilin dianggap simbol harapan, bahan lilin modern sering terbuat dari parafin, yang berasal dari produk sampingan minyak bumi. Saat dibakar, lilin ini dapat melepaskan senyawa kimia berbahaya yang mencemari udara. Apakah lilin yang kita gunakan untuk momen-momen berharga justru mengancam kesehatan dan lingkungan? Dalam era yang semakin sadar lingkungan, mungkin sudah waktunya kita mempertimbangkan kembali peran lilin dalam hidup kita.

Di sisi lain, lilin juga menjadi saksi bisu dari momen-momen penuh cinta. Dalam suasana makan malam romantis, cahaya lilin yang temaram mampu menyembunyikan sekilas kekurangan dan menonjolkan keindahan. Ia mengubah keremangan menjadi kehangatan, membuat dua hati yang saling mencinta terasa begitu dekat. Seolah lilin mengerti bahwa cinta tidak butuh kilauan besar, cukup cahaya kecil yang terus menyala.

Ketika dua insan duduk berdampingan di bawah cahaya lilin, waktu terasa melambat. Percakapan sederhana menjadi dalam, dan tatapan mata menjadi penuh makna. Lilin mengingatkan kita bahwa romantisme bukan tentang kemewahan, melainkan tentang keintiman, tentang bagaimana dua hati bisa saling berbicara tanpa kata. Mungkin itulah sebabnya lilin tak pernah kehilangan pesonanya, bahkan di era modern yang serba terang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun