Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pelajaran Berharga dari Tahun 2024

30 Desember 2024   17:40 Diperbarui: 30 Desember 2024   17:40 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelajaran Berharga dari Tahun 2024

Tidak ada perjalanan tanpa rintangan, tetapi di balik setiap tantangan ada pelajaran dan kekuatan yang menunggu untuk ditemukan. Jadikan setiap langkah, baik itu keberhasilan atau kegagalan, sebagai pijakan menuju versi terbaik dari diri Anda


Hidup adalah tentang keberanian untuk mencoba, ketekunan untuk bertahan, dan kebijaksanaan untuk belajar dari setiap babak yang kita jalani

 

Setiap orang memiliki cerita perjuangannya sendiri, dan tahun 2024 adalah salah satu babak paling menantang sekaligus membanggakan dalam hidup saya. Layaknya sebuah film inspiratif, perjalanan saya di tahun ini dipenuhi dengan kerja keras, pencapaian, serta pelajaran berharga. Saya berhasil menyelesaikan studi S2 dengan predikat mahasiswa terbaik, menjalani peran sebagai fasilitator PKG PJOK selama tiga bulan dengan tugas yang sangat padat, dan membantu rekan sejawat dalam program PPG pilotting 2 dan 3. Di balik keberhasilan ini, ada perjuangan yang menguras fisik dan mental, namun mengajarkan saya tentang arti sebenarnya dari dedikasi dan keseimbangan hidup.

Menyelesaikan S2 bukanlah hal yang mudah. Setiap harinya, saya bergelut dengan jadwal padat, tugas-tugas akademik, dan penelitian. Namun, di balik semua itu, ada semangat untuk terus maju. Saya percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka lebih banyak peluang, baik untuk diri sendiri maupun orang-orang di sekitar saya. Momen paling membanggakan adalah ketika saya dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik. Penghargaan ini bukan hanya tentang prestasi pribadi, tetapi juga simbol dari dedikasi, kerja keras, dan doa yang selalu saya panjatkan.

Selain fokus pada studi, saya juga lulus menjadi fasilitator PKG PJOK (Pusat Kegiatan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan). Selama tiga bulan, saya menjalani tugas yang sangat padat, mulai dari memimpin pelatihan hingga membimbing guru-guru lain dalam meningkatkan kompetensi mereka. Tanggung jawab ini menuntut fokus dan komitmen tinggi, namun saya merasa bahagia karena dapat berbagi ilmu dan memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan.

Di saat bersamaan, saya turut membantu rekan sejawat yang mengikuti program PPG (Pendidikan Profesi Guru) pilotting 2 dan 3. Melihat mereka yang saya bantu berhasil melalui program tersebut adalah kepuasan tersendiri yang tidak bisa digantikan dengan apapun.

Di luar peran saya sebagai mahasiswa dan fasilitator, saya juga tetap menjalankan tugas utama saya sebagai guru. Mengajar siswa setiap hari dengan dedikasi penuh menuntut energi dan waktu yang tidak sedikit. Saya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk memastikan bahwa siswa saya mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Tanggung jawab ini menjadi bagian penting dalam keseharian saya, meskipun seringkali harus berbagi waktu dengan tugas-tugas lainnya.

Selain itu, saya juga memiliki peran besar sebagai kepala rumah tangga. Mengatur kebutuhan keluarga, mendampingi anak-anak, dan memastikan segala sesuatu berjalan lancar di rumah adalah tugas yang tidak kalah menantang. Saya belajar untuk mengelola waktu sebaik mungkin agar setiap peran dapat dijalankan dengan seimbang. Tidak jarang, dukungan dari keluarga menjadi sumber kekuatan utama saya dalam menjalani tahun yang penuh tantangan ini.

Namun, perjuangan ini tidak datang tanpa harga. Kesibukan yang luar biasa menguras fisik dan mental saya hingga akhirnya saya harus "ngedrop." Tubuh saya memberi sinyal bahwa saya perlu istirahat. Di titik ini, saya belajar pentingnya menjaga keseimbangan antara tugas dan kesehatan diri sendiri. Sebanyak apapun hal yang ingin kita capai, tubuh dan jiwa kita memiliki batas yang harus dihormati.

Salah satu tantangan terbesar yang saya hadapi adalah kegagalan mengikuti seleksi guru berprestasi. Jadwal yang berbenturan dengan tugas-tugas saya sebagai fasilitator PKG dan pendamping rekan sejawat dalam program PPG membuat saya harus melewatkan kesempatan tersebut. Meskipun terasa berat, pengalaman ini mengajarkan saya tentang pentingnya membuat prioritas dan menerima bahwa tidak semua hal bisa dilakukan sekaligus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun