Ode untuk Rindu yang Palsu
Hujan menari, katanya untuk cinta,
padahal hanya tirai muram tanpa makna.
Rintiknya disebut air mata langit,
tapi siapa tahu? Mungkin hanya drama semesta yang licik.
Kau, sosok bayangan di nadi angkasa,
apakah pernah nyata, atau hanya fana?
Namamu katanya terukir di malam sunyi,
tapi esok pagi, semua itu pasti pergi.
Rinai hujan, katanya melodi pilu,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!