Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak Pikuk dalam Waktu

26 November 2024   14:38 Diperbarui: 26 November 2024   14:40 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

jiwa ini kan bertahan, mencari arti.

Pikuk

(Bagian 4)

Di batas senja, mentari condong malu,

pikuk tetap menari dalam lagu pilu,

detak jam seolah mengejar,

memburu bayang dalam gelap yang mekar.

Pepohonan gemetar, daun-daun berbisik,

namun suara mereka tenggelam tragis,

di antara klakson yang meretakkan udara,

dan bisikan malam yang kian lara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun