jiwa ini kan bertahan, mencari arti.
Pikuk
(Bagian 4)
Di batas senja, mentari condong malu,
pikuk tetap menari dalam lagu pilu,
detak jam seolah mengejar,
memburu bayang dalam gelap yang mekar.
Pepohonan gemetar, daun-daun berbisik,
namun suara mereka tenggelam tragis,
di antara klakson yang meretakkan udara,
dan bisikan malam yang kian lara.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!