Kala malam melabuhkan tirai gelap,
pikuk tak jua redup, tak kunjung lenyap,
lentera kota berkilau muram,
mengusir sunyi yang mendamba diam.
Langkah-langkah lelah bersimpuh,
mengejar harap di bayang tubuh,
dalam deru mesin dan pekik bisu,
waktu berdetak, pelan namun menusuk pilu.
Oh, malam yang diisi pikuk tak kenal jeda,
di mana angin pun enggan membawa cerita,
hanya gema suara tanpa nama,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!