Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak Pikuk dalam Waktu

26 November 2024   14:38 Diperbarui: 26 November 2024   14:40 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

mengiringkan langkah manusia yang terpaku,

suara-suara menumpuk di langit yang lusuh,

mengabarkan beban, menggantung peluh.

Oh, pikuk, kau kini jadi gurauan takdir,

menuntun raga dalam batas yang getir,

namun di balik ributmu yang memaksa,

terselip cerita tentang harapan yang ada.

Dan aku, meski lelah melangk

ah di arusmu, kan tetap berdiri, menghadapi debarmu,

sebab pikuk bukan akhir dari semua,

melainkan pintu menuju damai yang sempurna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun