Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Transformasi Pernikahan: Dari Lonely Marriage Menuju Supportive Marriage

4 November 2024   22:08 Diperbarui: 4 November 2024   22:13 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Meluangkan Waktu Berkualitas Bersama

Salah satu penyebab utama lonely marriage adalah kurangnya waktu berkualitas bersama. Di tengah kesibukan pekerjaan, keluarga, dan aktivitas lainnya, sering kali pasangan melupakan pentingnya meluangkan waktu hanya untuk berdua. Buatlah agenda rutin, misalnya makan malam bersama tanpa gangguan, berlibur singkat, atau sekadar berbicara dengan santai setiap malam. Waktu berkualitas ini bisa menjadi momen untuk saling terkoneksi dan memperdalam ikatan emosional, sehingga perlahan menciptakan supportive marriage.

5. Menyusun Tujuan Bersama

Pasangan yang memiliki tujuan bersama cenderung memiliki hubungan yang lebih kuat dan saling mendukung. Dalam supportive marriage, masing-masing pasangan mendukung impian dan tujuan pribadi, serta memiliki visi yang ingin dicapai bersama. Hal ini membuat hubungan semakin kuat, karena setiap langkah yang diambil adalah upaya bersama untuk mencapai impian yang mereka sepakati. Diskusikan kembali tujuan dan impian yang mungkin sempat terlupakan dan buatlah rencana untuk mencapainya. Dengan begitu, Anda dan pasangan akan merasa lebih terhubung dan memiliki arah yang jelas.

6. Merayakan Keberhasilan Kecil

Bukan hanya perayaan besar yang bisa mendekatkan pasangan, tetapi juga keberhasilan-keberhasilan kecil sehari-hari. Rayakan pencapaian pasangan, sekecil apa pun itu, seperti keberhasilan dalam pekerjaan, menyelesaikan proyek pribadi, atau bahkan sekadar hari-hari di mana mereka berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarga. Dengan saling memberikan apresiasi, pasangan akan merasa lebih dihargai dan didukung. Perlahan, perasaan kesepian akan tergantikan dengan perasaan bahwa mereka memiliki pendukung sejati di sampingnya.

7. Berkomitmen untuk Bertumbuh Bersama

Transformasi dari lonely marriage menuju supportive marriage memerlukan komitmen yang kuat dari kedua pihak. Pasangan harus bersedia untuk bertumbuh dan beradaptasi bersama, menghadapi perubahan yang mungkin terjadi. Dalam setiap hubungan, selalu ada tantangan dan masalah yang muncul. Namun, dengan komitmen yang kuat dan tekad untuk saling mendukung, pasangan dapat melalui berbagai tantangan bersama, sehingga ikatan mereka menjadi semakin kokoh.

Lonely marriage memang bisa terasa sulit diatasi, tetapi bukan berarti tidak mungkin untuk diubah. Dengan kemauan untuk saling memahami, mendengarkan, dan mendukung, pasangan dapat bersama-sama menciptakan supportive marriage yang penuh dengan cinta dan kedekatan. Ingatlah bahwa setiap hubungan memerlukan usaha yang berkelanjutan, dan kedekatan emosional yang tulus adalah kunci dari pernikahan yang bahagia. Dengan komitmen dan kerja sama, lonely marriage bisa diubah menjadi sebuah hubungan yang mendalam dan penuh arti, di mana pasangan menjadi sahabat, pendukung, dan mitra hidup sejati.

semoga bermanfaat 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun