Kau hadir dengan senyum dan tawa,
Berkata sahabat setia, tiada beda.
Dalam persahabatan yang dulu kukira suci,
Terselip niat yang tak pernah kuterka---penuh duri.
Kau tahu segalanya, rahasiaku terbuka,
Di hadapanmu aku percaya, tanpa curiga.
Namun pisau di tanganmu terhunus tanpa suara,
Menusuk dari belakang, mengoyak kepercayaan di dada.
Aku melihat, saat tawa itu memudar,
Ketika kedok sahabat perlahan pudar.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!