Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antara Waktu dan Kesehatan

20 Agustus 2024   17:29 Diperbarui: 20 Agustus 2024   17:32 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bisa membeli obat di apotek sana,  

Namun kesehatan tak dapat kubawa pulang,  

Berlembar uang tak mampu menyembuhkan luka,  

Hanya waktu yang kan menjahit dengan pelan.  

Aku bisa membeli jam emas berkilau,  

Namun waktu tetap saja berlari cepat,  

Jarum-jarum kecil itu tak pernah mengalah,  

Meninggalkan jejak yang tak pernah tamat.  

Kesehatan bukanlah barang dagangan,  

Ia adalah hadiah dari alam yang suci,  

Dan waktu, bagai angin yang datang dan pergi,  

Menghitung setiap detik hingga tiba saat kembali.  

Aku bisa membeli harta,  

Namun jiwa tak bisa kubayar,  

Kesehatan dan waktu adalah mutiara,  

Yang hanya bisa kusyukuri dengan sadar.  

Malam panjang, siang silih berganti,  

Jam berdetak tanpa mengenal lelah,  

Sakit mengingatkan pada rapuhnya diri,  

Bahwa hidup ini hanya sementara singgah.  

Aku bisa membeli kenyamanan,  

Namun damai tak terjual di pasar,  

Obat mungkin meredakan rasa,  

Namun tak mampu menenangkan jiwa yang gusar.  

Setiap pagi terbit, setiap malam terbenam,  

Waktu adalah penguasa tanpa tanding,  

Kesehatan adalah titipan yang harus kujaga,  

Karena saat hilang, semuanya menjadi tak berarti.  

Aku bisa membeli kekayaan,  

Namun kebahagiaan sejati tak tersentuh oleh harta,  

Jam berputar, usia semakin tua,  

Namun makna hidup tak bisa dibeli dengan angka.  

Obat, jam, dan harta duniawi,  

Hanya ilusi di tengah perjalanan ini,  

Yang sejati adalah waktu yang kulewati,  

Dan kesehatan yang ada pada diri.  

Akhirnya aku sadar dalam keheningan malam,  

Bahwa semua yang kubeli hanya fana,  

Waktu dan kesehatan adalah rahmat yang dalam,  

Yang harus kusyukuri, selagi masih ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun