Puisi] Cahaya Jendela di Rumah Hati
Bagaimana rasanya rumah dengan jendela? Terang, terang, dan terang.
Lantas, untuk apa menjadikan rumah dengan jendela? Ada sesuatu yang baik di situ. Seperti menerobos cahaya, untuk apa membiarkan kegelapan menguasai, jika hati bisa damai dengan harapan yang nyata.
Siapa yang berhati hendaklah merasa, jika pun tetap tidak merasa berarti menutup pintu hatinya.
Segala cinta, kebahagiaan, kedamaian, tenang, sejahtera yang seringkali ditahan di hati juga pikiran, padahal itu semua menambah warna pada hidup. Iya, seperti rumah dengan jendela. Ada cinta ada kebahagiaan ada damai sejahtera apalagi tenang teduh. Dan sering kali memilih itu. Dan hari ini berhasil terhadap hal itu.
Hidup atau membiarkan diri hidup dengan segala mimpi yang ada di pikiran, mimpi-mimpi kebahagiaan yang berkeliaran dan tumbuh di dalam kepala. Di atas ranjang pagi ini, ketika pasang surut kehidupan, harus terus belajar bijak, memeluk keberuntungan dan kebahagiaan yang diciptakan sendiri agar menjadi rumah dengan jendela.
Setelah pagi ini, pasti akan ada lagi cerita yang terjadi. Tenang dan nyaman. Dan akan banyak kisah-kisah rumah dengan jendela yang hilir mudik di dalam kepala, wajar jika bahagia tapi kembali kepada pilihan apa yang harus diambil,
Memilih menjadikan rumah dengan jendela atau sebaliknya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H