Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan bagi peserta didik. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan karakter melalui berbagai program dan kegiatan yang mendukung.
3. Proses Pembentukan Karakter:
Proses ini dimulai dari keluarga sebagai lingkungan pertama bagi anak. Nilai-nilai yang diajarkan di rumah akan diperkuat di sekolah melalui berbagai kegiatan, seperti pelajaran agama, kegiatan ekstrakurikuler, dan program pengembangan diri.
4. Tantangan dan Hambatan:
Tantangan utama dalam pembentukan karakter adalah inkonsistensi antara nilai yang diajarkan di rumah dan di sekolah. Selain itu, pengaruh negatif dari lingkungan sekitar dan media juga menjadi hambatan dalam proses ini.
5. Cara Mengatasi Tantangan:
- Konsistensi Nilai: Untuk mengatasi inkonsistensi nilai, penting bagi guru dan orang tua untuk bekerja sama dan berkomunikasi secara rutin. Pertemuan berkala antara guru dan orang tua dapat membantu menyelaraskan nilai-nilai yang diajarkan di rumah dan di sekolah.
- Penggunaan Teknologi Secara Positif: Mengedukasi peserta didik tentang penggunaan teknologi secara bijak dapat mengurangi pengaruh negatif dari media. Program literasi digital dapat membantu peserta didik memahami dampak teknologi dan cara menggunakannya untuk hal-hal positif.
- Lingkungan yang Mendukung: Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif di mana peserta didik merasa dihargai dan didengar. Kegiatan yang melibatkan kerja sama, seperti proyek kelompok dan aktivitas ekstrakurikuler, dapat memperkuat nilai-nilai positif.
- Penghargaan dan Pengakuan: Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada peserta didik yang menunjukkan karakter positif dapat mendorong mereka untuk terus berperilaku baik. Ini bisa berupa penghargaan sederhana di kelas atau pengakuan dalam upacara sekolah.
Pembentukan karakter peserta didik adalah proses yang panjang dan berkelanjutan yang membutuhkan kerjasama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karakter yang kuat dan positif tidak bisa dibentuk secara instan, tetapi melalui pendidikan yang konsisten dan lingkungan yang mendukung. Dengan demikian, peserta didik dapat tumbuh menjadi individu yang berintegritas dan mampu menghadapi tantangan kehidupan dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H