Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Diary

Gelanggang Arang Kota Sawahlunto

24 Juli 2024   16:30 Diperbarui: 24 Juli 2024   16:48 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Gelanggang Arang Kota Sawahlunto

Perhelatan Galanggang Arang Kota Sawahlunto tahun 2024 memiliki makna khusus, karena bertepatan dengan peringatan 5 tahun penetapan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO pada 6 Juli 2019. Peringatan ini tidak hanya menjadi momen untuk mengenang sejarah, tetapi juga untuk memperkuat dan memanfaatkan ekosistem WTBOS sebagai salah satu warisan budaya dunia yang diakui.

Saya pribadi sangat terkesan dengan acara Galanggang Arang Kota Sawahlunto. Sebagai seseorang yang selalu menghargai warisan budaya, melihat upaya untuk memperingati dan memperkuat warisan seperti WTBOS sungguh menginspirasi. Tidak hanya menjadi saksi sejarah, acara ini juga menjadi sarana untuk mempelajari pentingnya warisan kolonial dan bagaimana kita bisa mengambil pelajaran dari masa lalu untuk masa depan yang lebih baik.

WTBOS, diakui sebagai satu dari enam warisan dunia kebudayaan Indonesia oleh UNESCO, sejajar dengan Candi Borobudur, Candi Prambanan, Situs Manusia Purba Sangiran, Subak di Bali, dan Sumbu Filosofi Yogyakarta. Pengakuan ini menunjukkan peran penting Indonesia dalam sejarah dunia, khususnya dalam konteks pertambangan dan industri kolonial. Galanggang Arang 2024, yang diadakan oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kemendikbudristek R.I, bertujuan untuk memperkuat ekosistem WTBOS dengan memanfaatkan cagar budaya sebagai ruang publik baru.

Kegiatan ini dimulai pada 4 Mei di Jembatan Siti Nurbaya, dilanjutkan di Solok, dan sekarang diadakan di Sawahlunto dari 3-6 Juli. Berbagai acara dan aktivitas memanfaatkan situs-situs bersejarah seperti PLTU Salak, Taman Silo, dan Museum Goedang Ransoem, menghidupkan kembali ruang-ruang publik dengan sentuhan budaya dan sejarah yang kental.

Acara Galanggang Arang Kota Sawahlunto tahun 2024 telah berlalu, namun kenangan dan kesan yang ditinggalkan masih terasa sangat mendalam bagi saya. Momen-momen berharga selama acara ini tidak hanya memperkuat kecintaan saya terhadap warisan budaya, tetapi juga menginspirasi saya untuk terus mendukung pelestarian dan pemanfaatan warisan budaya kita. Saya yakin banyak orang lain yang merasakan hal yang sama, bahwa acara ini memberikan dampak positif dan memperkaya pemahaman kita tentang pentingnya menjaga dan menghargai warisan sejarah yang kita miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun