Menyusuri Sunyi dengan Harapan
Oleh: Abi WihanÂ
Tersesat di sunyi entah berapa lama,
Setelah menyaksikan hati yang perlahan mati.
Degup yang dulu penuh semangat,
Kini sunyi, menyisakan kepedihan yang kian merambat.
Di lengkung alis yang sendu,
Kepedihan berayun-ayun, tak pernah ragu.
Air mata, alasan dari duka yang mendalam,
Mengalir tanpa suara, di atas bantal malam.
Hujan turun sepanjang malam,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!