Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ekslusivitas PJOK_ Pak Guru Budi#2

12 Juni 2024   16:59 Diperbarui: 12 Juni 2024   17:06 9608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pak Guru Budi

Dalam suatu kegiatan pembelajaran PJOK di kelas 9, Pak Guru Budi mengajarkan keterampilan melempar dan menangkap melalui permainan bola kecil yaitu bola kasti. Setelah memimpin kegiatan pemanasan, kemudian Pak Budi memanggil dua orang yaitu Rudi dan Seto untuk membentuk masing-masing tim. Terlebih dahulu Rudi dan Seto melakukan toss, yang menang kemudian memanggil satu orang untuk menjadi timnya kemudian bergantian dengan yang kalah. Demikian Rudi dan Seto bergantian memanggil temannya satu persatu bergantian untuk menjadi kelompoknya sampai semua peserta didik masuk ke dalam tim Seto maupun Rudi. Setelah itu permainan kasti dimulai dengan terlebih dahulu tim Seto menjadi tim pemukul, sementara tim Rudi menjadi tim penjaga. 

PERTANYAAN: 

  • Kira-kira, menurut Bapak/Ibu - kecenderungan sikap apa dan bagaimana yang akan dilakukan oleh Rudi dan Seto dalam memilih anggota tim? 
  • Dari gambaran situasi di atas, hal apa yang kira-kira menimbulkan masalah dalam kerangka tema eksklusifitas

Dalam konteks kegiatan pembelajaran PJOK di kelas 9 yang digambarkan di atas, Rudi dan Seto, sebagai kapten tim, kemungkinan besar akan menunjukkan kecenderungan sikap tertentu dalam memilih anggota tim. berikut kecenderungan Sikap Rudi dan Seto dalam Memilih Anggota Tim:

  • Preferensi pada Keterampilan: Rudi dan Seto kemungkinan besar akan memilih teman-teman yang dianggap memiliki keterampilan melempar dan menangkap bola kasti yang lebih baik. Ini adalah kecenderungan alami dalam upaya untuk membentuk tim yang kuat dan kompetitif.
  • Kedekatan Emosional dan Persahabatan: Selain keterampilan, Rudi dan Seto mungkin juga cenderung memilih teman-teman dekat atau mereka yang memiliki hubungan baik dengan mereka. Faktor emosional dan persahabatan dapat mempengaruhi keputusan mereka.
  • Pengaruh Popularitas dan Status Sosial: Siswa yang lebih populer atau memiliki status sosial tinggi di kelas mungkin lebih mungkin dipilih lebih awal. Hal ini dapat mencerminkan dinamika sosial yang ada di kelas.
  • Pengalaman Sebelumnya: Jika Rudi dan Seto memiliki pengalaman bermain bersama dengan beberapa teman sebelumnya, mereka mungkin lebih cenderung memilih orang-orang yang sudah mereka kenal dan percaya dalam situasi permainan.

Masalah yang Mungkin Timbul dalam Kerangka Tema Eksklusifitas

Dari gambaran situasi di atas, beberapa masalah terkait eksklusifitas yang mungkin muncul adalah:

  • Merasa Terkucilkan: Siswa yang dipilih terakhir mungkin merasa kurang dihargai atau dikucilkan. Hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan diri mereka dan perasaan mereka terhadap kegiatan pendidikan jasmani.
  • Kesenjangan Keterampilan: Pemilihan berdasarkan keterampilan dapat menimbulkan kesenjangan antara siswa yang lebih mahir dan yang kurang mahir. Siswa yang merasa dirinya kurang mahir mungkin merasa frustasi atau kurang termotivasi untuk berpartisipasi aktif.
  • Ketidakadilan dan Ketidakpuasan: Jika siswa merasa pemilihan tim tidak adil atau didasarkan pada favoritisme, ini dapat menimbulkan ketidakpuasan dan konflik di antara siswa. Hal ini dapat mempengaruhi dinamika kelas dan hubungan antarsiswa.
  • Dampak Psikologis: Siswa yang secara konsisten tidak dipilih atau dipilih terakhir dapat mengalami dampak psikologis negatif seperti rendah diri, kecemasan, atau bahkan ketidaksukaan terhadap pelajaran PJOK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun