Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ibu! Anakmu Rindu: "Darah Suci Ibu di Hari Lebaran"

24 Maret 2024   14:11 Diperbarui: 24 Maret 2024   14:18 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar By: AI bing.com

Zaid menangis. Ia merasa bersalah karena telah membuat ibunya menderita. "Maafkan aku, ibu," ucapnya. "Aku tak pernah bisa menggantikan semua pengorbananmu."

Zaid, Ia telah merantau selama sepuluh tahun. Kota-kota besar menjadi rumahnya, dan jalan-jalan aspal menjadi teman setianya. Namun, di hatinya, selalu ada satu tempat yang tak pernah pudar dalam hidupnya yaitu kampung halaman tempat ibunya tinggal, kampung dimana ia dibesarkan dengan penuh kasih sayang.

Lebaran tahun ini segera tiba. Zaid memutuskan untuk pulang kampung. Ia sudah sangat merindukan sosok ibunya, merasakan hangatnya pelukan ibu yang sudah tua.

Tiban di bandara, Zaid harus menempuh perjalanan 12 jam lagi,  sungguh perjalanan yang melelahkan menuju kampung halaman. namun Zaid tidak merasakan Lelah sedikitpun, semangat justru berkobar dalam dirinya yang ingin segara melihat wajah ibu yang sangat dirindukan.  Dalam perjalanan, sesekali air mata mengalir. Rindu dengan ibu yang tak terkira.

Zaid menyadari, kepergiannya selama ini tak membuatnya dirinya kaya. Namun, ia bahagia bisa pulang walau hanya membawa mukena baru, baju baru, dan kalung emas untuk ibunya. Sedikit uang yang ia bawa akan menjadi modal usaha bersama ibu di kampung.

Hati Zaid berdebar terus dalam lamunanan selama perjalanan, hatinya sudah terpaut kuat dengan ibunya yang selalu hadir dalam hatinya.

Setelah dua belas jam, ia harus menyeberangi lautan lagi selama tiga jam. Sungguh, perjalanan pulang ini adalah perjalanan yang penuh arti bagi Zaid.

Setelah turun dari kapal, Zaid harus naik Ojek menuju rumahnya, hatinya semakin Bahagia karena sudah dekat menuju rumahnya, sekitar satu jam lagi perjalanan, wajahnya lelah, namun bahagia. 

Ia memandangi pemandangan kampung yang indah dan asri, kampung tempat ia bermain dulu, yang sudah ditinggalkannya selama sepuluh tahun. Namun, takdir berkata lain. Ojek yang ditumpanginya oleng dan menabrak pohon. kakinya terluka parah dan  Ia pun akhirnya dibawa ke rumah sakit. 

Kabar kecelakaan tersebut sampai ke telinga ibunya melalui tetangga yang melihat kejadian itu. Ibu yang sedang di dapur memasak persiapan lebaran sontak menangis haru dan tubuhnya gemetar. Ia tak sabar ingin melihat wajah anaknya yang selama ini dirindukan dan ingin memeluknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun