Pengetahuan sepak bola publik bertambah besar dengan terbukanya akses yang melimpah terhadap informasi. Sehingga suara-suara mereka menjadi semakin penting untuk didengarkan.
Beberapa hari lalu, nama Erick Thohir muncul dan menonjol di dalam beberapa survei terkait dukungan publik soal kepemimpinan di PSSI. Namun ada beberapa pihak yang menganggap itu tidak relevan.
Pihak yang menganggap tidak relevan ini dan menyangkal hasil survei menyebut bahwa mekanisme pemilihan ketua umum PSSI itu tidak melibatkan masyarakat luas, melainkan dipilih oleh segelintir mereka yang punya hak suara di PSSI.
Pernyataan ini ada benarnya, tapi patut diingat bahwa sepak bola Indonesia adalah milik seluruh publik atau masyarakat Indonesia. Sebab itu, suara publik tidak bisa dibiarkan begitu saja. Suara-suara publik yang didorong oleh keinginan kuat untuk kemajuan sepak bola, itu layak didengarkan.
Suara Publik untuk PSSI
Sebab itu, PSSI seharusnya jangan anti-terhadap aspirasi publik atas PSSI melalui survei. Untuk saat ini dan ke depan, PSSI, pengurus klub, dan pihak yang berkepentingan terhadap sepak bola harus 'welcome' terhadap survei publik.
Ada beberapa perihal penting mengapa survei sangat diperlukan untuk kemajuan PSSI.
Di antaranya, survei itu menghadirkan mekanisme yang penting sebagai jalur masukan dan harapan publik untuk sepak bola kita. Publik dan sepak bola kita saling terhubung, terutama para suporter yang sangat antusias mendukung klub-klub sepak bola masing-masing.
Survei-survei yang dilakukan oleh Polling Institute dan Indikator Politik misalnya, justru mereka bisa menjadi jembatan bagi publik untuk menyampaikan pandangan dan aspirasi mereka terhadap PSSI dan secara umum sepak bola Indonesia.
Pandangan mereka sangat penting. Sebab sejatinya, harapan untuk memiliki sepak bola yang baik, maju, itu harapan semua masyarakat Indonesia, bukan sekedar milik segelintir pemilik klub atau orang-orang yang memiliki hak pilih di PSSI.