Mohon tunggu...
Albertus Romario
Albertus Romario Mohon Tunggu... Seniman - PENULIS

Deo Gratias

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepi dan Seseduh Kopi

17 Desember 2021   19:26 Diperbarui: 17 Desember 2021   19:28 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerimis-gerimis hujan telah mendayu sepi
Membuat hati ini semakin terpojok dalam jeruji rindu
Hanya secangkir kopi menemani relung kesendirian ini,
Sambil mencoba menepis aroma sepi yang belum berujung.
Gundah rasa tak sehangat kopi yang baru kuseduhkan  
Semua yang terjadi kini perlahan beranjak pamit  bersama desiran angin dan rintikan hujan yang bersahutan
Aku harap engkau kian mendekatiku,
Melimpahkan gelimangan rasa aman dalam mahligai jiwa
seperti senja yang selalu mengiringi langkah pulang burung-burung di udara kembali ke sarangnya,
sebelum malam menutup hari.
Jangan berlama-lama lama engkau berpaling
Sebab, lelahku pun kian  mengganas jika hadirmu terus dalam misteri.
Tak perlu menyimpan galeri rasa pesimis,
Hadirmu selalu aku renungi, selalu kuhargai sepenuh hati,
Sampai raga ini berkalang di dalam pusaran tanah.
__________

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun