Gerimis-gerimis hujan telah mendayu sepi
Membuat hati ini semakin terpojok dalam jeruji rindu
Hanya secangkir kopi menemani relung kesendirian ini,
Sambil mencoba menepis aroma sepi yang belum berujung.
Gundah rasa tak sehangat kopi yang baru kuseduhkan Â
Semua yang terjadi kini perlahan beranjak pamit  bersama desiran angin dan rintikan hujan yang bersahutan
Aku harap engkau kian mendekatiku,
Melimpahkan gelimangan rasa aman dalam mahligai jiwa
seperti senja yang selalu mengiringi langkah pulang burung-burung di udara kembali ke sarangnya,
sebelum malam menutup hari.
Jangan berlama-lama lama engkau berpaling
Sebab, lelahku pun kian  mengganas jika hadirmu terus dalam misteri.
Tak perlu menyimpan galeri rasa pesimis,
Hadirmu selalu aku renungi, selalu kuhargai sepenuh hati,
Sampai raga ini berkalang di dalam pusaran tanah.
__________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H