Mohon tunggu...
Mario Martadinata
Mario Martadinata Mohon Tunggu... -

selalu mencoba yang terbaik untuk bermanfaat bagi kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kaderisasi Koruptor Nasional (KKN) Melalui Pendidikan

22 Juni 2011   04:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:17 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebuah rutinitas nasional telah berlangsung dengan sukses pada pertengahan tahun ini.Satu lagi generasi berpotensi sebagai koruptor di negeri ini telah lulus pada setiap jenjang pendidikan.Sekolah Dasar, Sekolah Tingkat Menengah Pertama, dan Sekolah Tingkat Menengah Atas telah berhasil meluluskan generasi penerus (koruptor) bangsa ini.Dari sekian banyak lulusan sekolah tersebut akan cenderung setia meneruskan sikap mental yang telah mereka terima dan jalankan selama masa pendidikan dalam setiap bidang kehidupan mereka yang akan datang.Apakah itu? KETIDAKJUJURAN.

Ini bukan hal baru mungkin bagi kita semua untuk diketahui bahwa kecenderungan ini telah berlangsung sekian tahun terakhir dimana sistem pendidikan pada akhirnya menghasilkan generasi yang korup walaupun pada saat koreksinya akan melahirkan istilah oknum.Hal ini dapat dilihat bagaimana setiap sekolah berlomba-lomba untuk mencari jalan untuk dapat dinilai TERBAIK dengan tingkat kelulusan yang tinggi yang pada akhirnya banyak yang terjerumus pada jalan menghalalkan berbagai cara seperti membocorkan kunci jawaban ujian dan membiarkan terjadinya contek massal.

Beberapa hal yang sangat mungkin timbul sebagai akibat kejadian ini antara lain :


  • Ketidakpatuhan terhadap aturan.Bagaimana seorang murid dapat mematuhi aturan kalau panutan mereka di dunia pendidikan telah mengajarkan mereka baik secara langsung maupun tidak untuk tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan.
  • Rendahnya nilai juang.Sangat sulit mengharapkan generasi penerus bangsa ini akan tangguh dalam menghadapi persaingan hidup di masa depannya terutama dalam dunia kerja karena mereka biasa dimanja untuk memperoleh nilai dengan memberikan jalan pintas yang jelas-jelas ilegal.Hal ini juga sangat mungkin menghasilkan generasi instan sebagaimana yang mereka peroleh di jenjang pendidikan dan ini mendorong generasi tersebut mempunyai kreatifitas yang tumpul dan gampang menghalalkan berbagai cara untuk memperoleh apa yang mereka inginkan dan pada akhirnya memberi peluang bagi mereka untuk bermental kriminal yang tidak lagi menghormati aturan dan hak orang lain.
  • Ketidakjujuran adalah hal yang lumrah.Generasi ini telah terbiasa berhadapan dengan kejadian yang mengajarkan mereka untuk memahami bahwa ketidakjujuran adalah hal yang lumrah terjadi sehingga keterlibatan mereka dalam ketidakjujuran akan mereka rasakan bukan sesuatu yang salah.Ini pada akhirnya akan melahirkan generasi yang akan melakukan apa yang sedang menjadi permasalahan bangsa saat ini, yaitu korupsi.

Tiga akibat di atas cukup untuk membuat bangsa ini runtuh dan hanya tinggal menunggu waktu karena pengkaderan generasi koruptor lebih gencar daripada pengkaderan generasi berkebangsaan.Perbaikan keadaan ini sangat menuntut kepedulian setiap kita apabila memang kita mengharapkan bangsa ini akan sembuh dari tabiat korupsi ini dan berhadap anak-anak kita dapat menikmati hasil kepedulian tersebut.Tidak banyak yang dituntut untuk kepedulian tersebut, hanya dengan tetap melestarikan budaya kejujuran tersebut mulai dari tingkat keluarga dan diri kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun