Mohon tunggu...
Mario Amarya
Mario Amarya Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Saya hobi menulis dan saat ini sedang mencari pekerjaan tetap yang berhubungin dengan menulis dan menerjemahkan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Dua Hati Biru: Ketika Pernikahan Dini Menimbulkan Banyak Persoalan

9 Oktober 2024   17:09 Diperbarui: 9 Oktober 2024   17:34 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Dua Hati Biru. Sumber: The Movie Database.

Bagi yang sudah menonton film Dua Garis Biru, pasti sudah tahu alur ceritanya bagaimana dan juga endingnya seperti apa. Film yang dirilis tahun 2019 tersebut akhirnya berlanjut 5 tahun kemudian di tahun 2024 dengan berganti judul 'Dua Hati Biru'. Perbedaan dari sekuelnya adalah, karakter Dara yang sebelumnya diperankan oleh Adhisty Zara digantikan oleh Aisha Nurra Datau. karena pergantian cast dara inilah, banyak yang penasaran dengan alasan pergantian cast tersebut. Meski belum diketahui jelas apa alasannya, namun tidak membuat film Dua Hati Biru ini kehilangan arah ataupun jelek. Justru akting Nurra Datau sebagai Dara terbilang sangat sukses. 

Penuh konflik dan banyak pelajaran yang bisa dipetik

Angga Yunanda & Nurra Datau di film Dua Hati Biru. Sumber: The Movie Database.
Angga Yunanda & Nurra Datau di film Dua Hati Biru. Sumber: The Movie Database.
Film Dua Hati Biru yang rilis pada 17 April 2024 ini menceritakan kelanjutan kisah Bima (Angga Yunanda), Dara, dan anak mereka yang telah tumbuh besar, Adam. Memang setelah insiden pernikahan dini saat SMA yang mereka alami 4 tahun yang lalu, Dara yang setelah melahirkan Adam memutuskan untuk pergi ke Korea demi melanjutkan pendidikannya. 

Dan 4 tahun berlalu, Dara akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia demi bertemu dengan Bima dan Adam. Namun, kepulangannya ke Indonesia yang bertujuan untuk meulai kehidupan rumah tangganya ternyata menimbulkan banyak masalah. Dimulai dari hubungannya dengan Adam, konflik internal dengan Bima, konflik dengan orangtua masing-masing, hingga konflik ekonomi. 

Ketika Dara sudah begitu akrab dengan Adam yang akhirnya mulai sayang dengannya, justru ia sering bertengkar dengan Bima dan keluarganya. Baik itu masalah ekonomi, ego Bima & Dara yang mulai memuncak, hingga masalah tentang parenting. Hal ini membuat Dara sedih, bingung, dan tak kuat menahan semua masalahnya. Begitu pun Bima yang berusaha keras sebagai seorang ayah dan kepala keluarga. Ketika semua masalah yang dihadapi Dara & Bima berada di ujung tanduk, akhirnya keduanya sama-sama mengalah dan menurunkan ego masing-masing.  Dara tidak jadi kembali ke Korea, dan Bima akhirnya mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Kedua orangtua mereka pun juga akhirnya saling mendukung dan berdamai.

Meski tidak ditampilkan adegan flashback Dra & Bima di film sebelumnya maupun flashback saat Dara berada di Korea, namun alur cerita yang disajikan di film ini tetap menarik. Sederhana, namun mudah dimengerti. Konflik yang disajikan pun begitu urut dan seru. Baik konflik antara Bima & Dara, Bima dengan kedua orangtuanya, Dara dengan ibu dan adiknya, dan semuanya dibuat sangat runyam namun dapa dipahami serta dapat dipetik hikmahnya. 

Akting Angga Yunanda dan Nurra Datau di film ini tidak dapat diragukan lagi. Kedua pemeran uama tersebut tentunya sukses membuat para penonton baper, baik adegan romantisnya maupun adegan berantemnya. Secara keseluruhan, film ini lumayan bagus dan hanya boleh ditonton oleh kalian yang berusia 17 ahun ke tas. Hehehe.

Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari film ini, salah satunya adalah dampak pernikahan dini. Menikah di usia yang masih belasan tahun, terlebih menikah karena hamil duluan memang menimbulkan banyak masalah. Tidak hanya masalah internal suami dengan istri, namun juga masalah ekonomi hingga hubungan dengan orangtua masing-masing. Karena ketika menikah di usia yang maish belasan tahun itu ego dari kedua belah pihak masih belum stabil dan apalagi ketika sudah mempunyai anak. 

Pasti beban yang ditanggung akan begitu berat. Maka dari itu, dari film Dua Hati Biru ini dapat dipelajari bahwa membentuk sebuah keluarga itu harus berdasarkan karena cinta, keinginan, dan ksungguhan. Bukan karena nafsu, gaya hidup, atau keterpaksaan. Dan yang terpenting adalah, menikahlah ketika sudah siap untuk menikah, bukan menikah karena hawa nafsu atau sekedar untuk gaya-gayaan.

Saya harap dan mungkin banyak penonton juga berharap film ini dilanjutkan kembali. Karena masih banyak yang harus digali dari kisah Dara maupun Bima. Dan semoga jika ada film ketiganya, filmnya harus lebih bagus lagi dan ada adegan flashback.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun