Korasia sepertinya menjadi tim paling sial di Euro 2024. Bagaimana tidak, Modric secara mengejutkan dan tragis harus angkat koper lebih awal di turnamen benua Eropa ini. Meski memang berada di peringkat 3, namun skuad asuhan Zlatko Dalic tidak termasuk peringkat 3 terbaik karena hanya mengumpulkan 2 poin saja. Tentu ini sebuah hal yang tidak mengenakkan dan menyakitkan bagi seorang Luka Modric yang di Euro 2024 ini adalah turnamen terakhirnya sebelum pensiun, apalagi menilik performa Kroasia di Piala Dunia 2018 & 2022 yang cukup memgesankan.Â
Lambatnya regenerasi menjadi faktor utama
Sepertinya sub-judul diatas memangtepat menggambarkan kondisi timnas Kroasia saat ini. Selepas pensiunnya Ivan Rakitic dan Mario Mandzukic setelah Piala Dunia 2018, agaknya Kroasia terlena dan terlalu nyaman dengan pemain-pemain generasi emas yang tersisa,sebut saja Ivan Perisic, Brozovic dan tentunya Luka Modric. Padahal, ketiga pemain tersebut sudah berusia 30 tahun ke atas, terutama Modric yang tahun depan akan berusia 40 tahun.Â
Memang di Piala Dunia 2022 mereka hampir mengulang kesuksesan menuju ke final saat di Piala Dunia 2018 namun kalah oleh Argentina di semifinal dan berakhir di peringkat 3. Dan di Piala Dunia 2022 tersebut, generasi emas Kroasia masih sanggup bermain cukup baik meski finishing masih selalu menjadi kendala. Puncak dari prestasi terbaik generasi emas Kroasia tersebut adalah ketika menjadi runner-up Uefa Nation League 2023. Dan ketika berlaga di Euro 2024, kekuatan generasi emas mereka mulai pudar dan sudah 'kadaluwarsa'.Â
Perisic sudah berusia 35 tahun, Brozovic 33 tahun dan sementara Modric 39 tahun. Seharusnya jika Dalic lebih peka, Modric tidak perlu main selama 90 menit menilik fisiknyayang sudah tidak sehebat dulu. Apesnya lagi, di Euro 2024 mereka berada di grup neraka yang diisi oleh Spanyol, Italia, dan tim kuda hitam Albania. Terbukti, kadaluwarsa-nya generasi emas Kroasia hancur oleh Spanyol di laga pertama grup B. Mereka kalah 3-0 dan sebenarnya bisa lebih jika Livakovic seandainya tidak tampil begitu baik. Hanya Livakovic saja yang sejatinya masih konsisten bagusnya. Lini pertahanan yang juga diisi oleh beberapa pemain tua pun juga sudah mulai keropos dan menurun.
Kesialan lain dari Kroasia pun mulai terlihat tatkala mereka nyaris saja menang melawan Albania. Tertinggal terlebih dahulu di babak pertama, Kroasia sejatinya bisa membalikkan keadaan menjadi 2-1 di babak kedua. Namun, seperti yang sudah saya katakan tadi, kelengahan dan kadaluwarsanya lini pertahanan mereka membuat Albania mampu menyamakan kedudukan di menit akhir. Dan seharusnya melihat dari hasil ini, Dalic wajib merotasi pemainnya untuk melawan Italia di laga pamungkas grup B. Namun, lagi-lagi petaka dan kesialan Kroasia berlanjut saat menghadapi Italia di laga terakhir.Â
Kroasia wajib menang jika ingin lolos ke 1 besar. Dan harapan lolos itupun seakan nyata ketika Modric berhasil mencetak gol. Namun, Dalic lagi-lagi melakukan blunder fatal dengan menarik keluar Modric di sisa menit pertandingan. Alhasil, kecerobohan lini pertahanan Kroasia berbuah fatal ketika 1 menit terakhir tambahan waktu Italia mampu menyamakan kedudukan. Harapan dan kemenangan Kroasia yang sudah di depan mata pun sirna. Kroasia harus puas berada di peringkat 3 dengan raihan 2 poin. Dan mereka tidak termasuk peringkat 3 terbaik, karena hanya mengumpulkan 2 poin saja. Kroasia dan Luka Modric secara tragis harus angkat koper lebih awal dari Euro 2024. Semoga saja setelah hasil ini, Kroasia bisa fokus melakukan regenerasi dan membenahi kualitas pemain serta melatih finishing para pemainnya.
Hadiah pensiun yang menyakitkan bagi Luka Modric