Kekalahan di final 2 kali beruntun tim Thomas Indonesia dan faktor line-up serta mental
Kekalahan tim Thomas Indonesia atas tuan rumah China  final adalah kekalahan kali kedua secara beruntun. Sebelumnya, di tahun 2022 yang diselenggarakan di Thailand tim Thomas Indonesia kalah dari tim India dengan skor telak 3-0, sekaligus juga membuat tim Thomas India meraih gelar Thomas Cup untuk pertama kalinya. Namun, sepertinya ini memang misi balas dendam tim Thomas China karena dalam 2 edisi Thomas Cup sebelumnya mereka juga 2 kali kalah oleh tim Thomas Indonesia.
Di Final Thomas Cup 2020 yang dilaksanakan di tahun 2021 di Denmark, China yang tidak diperkuat oleh para pemain terbaiknya harus kalah telak 3-0. Sementara di Thomas Cup 2022 di Thailand, China kalah di perempatfinal juga dengan skor yang sama, 3-0.
Memang di dalam 2 edisi tersebut, skuad Thomas China belum mengerikan seperti sekarang. Terlebih, tidak adanya Shi Yuqi di dalam 2 edisi Thomas tersebut sangat berpengaruh sekali. Dan benar saja, ketika Shi Yuqi ada dalam skuad Thomas China di tahun 2024, mereka tidak terkalahkan dari fase grup hingga babak final ini. Terlebih, dalam line-up yang dipasang oleh tim Thomas Indonesia sudah jelas terlihat akan seperti apa. Ginting tetap menjadi tunggal pertama melawan Shi Yuqi.
Seperti yang diketahui, Ginting tidak pernah menang melawan Shi Yuqi dalam 8 pertemuan terakhir. Dan benar saja, di pertandingan ini, Ginting seperti 'kena mental' dan mati kutu. Dan akhirnya Ginting harus kalah dua game langsung, dengan skor 17-21 dan 6-21. Di pertandingan kedua, ini adalah kesalahan terbesar dengan memainkan kembali Rian Ardianto yang berpasangan dengan Fajar Alfian untuk menghadapi Liang Wei Keng - Wang Chang.
Dalam 6 pertemuan, FajRi hanya 2 kali menang melawan WeiKeng dan Wang Chang. sementara 4 pertandingan berakhir kalah. Harusnya Fajar dipasangkan kembali oleh Daniel seperti saat melawan Korsel. Dan apa mau dikata, FajRi juga seperti tak berdaya menghadapi Wei Keng dan Wang Chang. Sempat menang di set kedua, set ketiga FajRi harus mengakui kekalahan dari Wei Keng dan Wang Chang.
Nafas tim Thomas Indonesia sempat diperpanjang oleh Jonatan Christie yang bisa memenagkan pertandingan ketiga melawan Li Shi Feng dengan rubber set. Namun, di pertandingan keempat, BakRi yang ditunjuk sebagai ganda putra kedua menghadapi He Jiting dan Ren Xiang Yu gagal menyamakan kedudukan dan kalah 2 set langsung. Tim Thomas Indonesia juga harus puas kembali menjadi runner-up dan kalah dengan skor 3-1.
Pertandingan final ini sepertinya lebih ke masalah mental para pemain Indonesia, apalagi tampil di hadapan tuan rumah China. Hanya Jojo saja yang mentalnya sudah terbentuk. Semoga saja setelah turnamen Thomas & Uber Cup ini, mental beberapa pemain harus dibenahi dan ditingkatkan lagi terutama di Olimpiade Paris nanti agar bisa lebih percaya diri lagi.Â
Terimakasih atas perjuangan kalian, Tim Thomas dan Uber Indonesia. Meski belum berhasil juara, kalian sudah memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Tetaplah semangat dan kembali lebih kuat, serta tegakkanlah kepala kalian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H