Mohon tunggu...
Mario Amarya
Mario Amarya Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Saya hobi menulis dan saat ini sedang mencari pekerjaan tetap yang berhubungin dengan menulis dan menerjemahkan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

20% Extrovert & 80% Introvert, Itulah Aku...

2 Januari 2024   20:05 Diperbarui: 2 Januari 2024   20:22 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara ketika saya menjadi introvert, saya lebih banyak menghabiskan waktu saya dengan berdiam diri dirumah sambil menonton film, menulis konten, dan berbaring di tempat tidur. Kadang saya juga menikmati pemandangan di luar dengan sesaat merenungkan apa yang ingin saya lalukan dan juga sembari mencari inspirasi untuk menulis. 

Jika bosan dengan apa yang saya lakukan, saya akan beralih melakukan aktifitas dirumah dengan mengepel lantai, menjemur pakaian, dan setelah itu makan, mandi, dan berdiam diri di kamar atau di ruang tamu. Hingga kadang saya lupa dengan dunia luar. 

Memang kadang menjadi seorang introvert bagi saya sendiri begitu capek dan bosan. Tapi itu saya syukuri secara perlahan-lahan, karena menjadi seorang introvert tak melulu harus menjadi penyendiri. 

Saya sebagai orang yang 80% introvert masih bisa berteman walaupun suka memilih-milih dan masih sangat menyukai keramaian walaupun juga kadang lebih suka 'me time'  dalam keramaian. 

Walaupun saya introvert, tapi saya tetap selalu berkomunikasi dengan kedua orangtua saya dan kedua adik-adik saya dirumah. Dan saya menggunakan 20% extrovert saya saat bertemu dengan orang-orang spesial, baik itu di gereja maupun di keluarga besar. Dan saya menggunakan sisi 20% extrovert saya itu untuk mengobrol, bercanda tawa, dan berfoto bersama. 

Itulah sekilas mengenai saya yang memiliki kepribadian 20% extovert dan 80% introvert. Intinya, menjadi intovert itu bukan berarti tidak bisa punya teman. Introvert bisa memiliki beberapa atau bahkan lebih banyak teman, asalkan teman-teman tersebut bisa menerima kepribadian introvert yang dimiliki salah seorang teman tersebut. 

Introvert tidak perlu dijauhi ataupun dibully, justru orang yang memiliki kepribadian tersebut harus diberi dukungan di beri perhatian khusus agar tidak menyendiri. 

Dengan begitu mereka yang berkepribadian introvert akan merasa diperhatikan dan disayangi. Begitupun dengan saya. Saya tidak masalah dengan introvert yang saya miliki. 

Justru saya sangat mensyukuri dengan memiliki kepribadian Introvert, meskipun dulunya saya sering dibully dan dijauhi. Tapi sekarang, sedikit demi sedikit ada orang-orang yang mau dan memahami sifat saya dan bisa menerima saya apa adanya. Termasuk keluarga saya. Jadi, bersyukurlah dan syukurilah bila kalian menjadi seorang introvert.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun