Kembali lagi ke masa-masa Sekolah Dasar (SD). Selain bersenang-senang dengan teman-teman semasa SD, pasti kita waktu SD dulu dan juga anak-anak SD jaman sekarang masih memiliki beberapa hal yang ditakuti dan bahkan dihindari. Baik itu takut dengan guru yang galak hingga takut dihukum ketika lupa mengerjakan PR, selalu ada memori tersendiri saat mengingat hal tersebut. Ada yang terjadi hanya di zaman dahulu, bahkan terjadi hingga sekarang. Nah, berikut ini 6 hal yang ditakuti anak SD dulu dan sekarang.
1. Dihukum di depan kelas jika tidak mengerjakan PR
Saat guru memberi soal ke murid-murid dan jikka waktu pengerjaan soalnya mepet atau tidak terjangkau, pasti guru tersebut menyuruh murid-muridnya untuk mengerjakan soal tersebut di rumah alias jadi PR (Pekerjaan Rumah). Nah, terkadang sebagai anak SD, mengerjakan PR itu di zaman dulu adalah wajib. Jika lupa mengerjakan PR, entah disengaja maupun tidak sengaja, pasti akan kena hukuman dan hukumannya bermacam-macam. Kadang ada yang dihukum dengan cara berjalan jongkok dan tangannya menjewer kedua telinga, dihukum lari lapangan, atau dihukum diam di tempat dengan mengangkat satu kaki. Hal ini justru membuat anak-anak SD di zaman dulu sangat was-was jika diberi PR. Entah mereka mau mengerjakan PR tersebut, atau malah rela dan pasrah dihukum di depan kelas jika tidak mau mengerjakan PR tersebut. Entah di jaman sekarang anak SD masih sering diberi PR atau tidak dan apakah hukuman tidak mengerjakan PR juga msih berlaku atau tidak, yang pasti satu hal ini adalah momok bagi anak-anak SD.
2. Jika nilai ulangan/tes jelek harus ditandatangani oleh orangtua
Saat tes dan ulangan, jika mendapatkan nilai yang rendah atau jelek pasti guru menyuruh muridnya untuk minta tandatangan orangtua. Saat SD, hal tersebut juga sangat ditakuti. Karena pasti saat menunjukkan nilai ulangan yang jelek, orangtua pasti marah dan kadang tidak mau menandatangani hasil ulangan tersebut. Bahkan, ada pula anak SD yang menyembunyikan hasil ulangan atau tes tersebut supaya tidak kena marah orangtuanya dan bahkan juga tidak mau hasil ulangan atau tesnya ditandatangani. Alhasil, jika hasil ulangan atau tesnya tidak ditandatangani pasti juga akan kena hukuman dai sekolah, dan biasanya hukumannya adalah orangtuanya dipanggil ke sekolah untuk diberikan surat peringatan atau skorsing.
3. Razia kuku tangan
Saat SD, biasanya sebelum pelajaran dimulai dan guru sudah masuk ruangan kelas, pasti guru meminta 10 jari kuku para muridnya ditaruh di depan meja untuk diperiksa apakah sudah dipotong kukuknya atau masih ada kuku yang panjang. Dan biasanya guru memeriksa sambil berkeliling. Namun, yang lebih menakutkan adalah guru berkeliling dan memeriksa sambil membawa penggars raksasa di tangan! Tujuannya adalah tentu saja saat mendapatkan siswa SD yang kukunya tidak dipotong atau masih panjang, maka jari atau tangan siswa tersebut akan dipukul dengan penggaris raksasa itu. Tentunya rasanya sangat sakit bila dipukul dengan penggaris tersebut. Namun,sebenarnya hal ini bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan anak SD, khususnya dalam merawat tangan dan kuku agar selalu bersih dan terhindar dari kuman.
4. Takut disuntik
Hal ini adalah yang paling bikin anak-anak SD ketar-ketir, panik, dan was-was. Terlebih saat di jam istirahat atau jam pelajaran dimulai, ketika anak-anak SD melihat ke jendela atau pintu kelas ada petugas puskesmas atau petugas rumah sakit yang datang ke sekolah dan memasuki kantor guru, pasti langsung panik dan deg-degan sambil mengira akan ada suntik 'cacar' atau disuntik secara bergilir. Dan saat dugaannya benar, ada yang langsung lari sambil menangis maupun sembunyi di kolong meja atau bahkan bolos sekolah hanya untuk menghindari hal tersebut. Ada juga yang pasrah dan akhirnya berani untuk disuntik. Namun, ada juga yang setelah disuntik langsung menangis tersedu-sedu karena tidak tahan dengan jarum suntik. Biasanya, anak-anak SD yang disuntik ini rata-rata adalah kelas 1 sampai kelas 3. Namun, terkadang kelas 4 hingga kelas 6 juga mendapat giliran dan jatah tersebut. Entah, di era sekarang suntik masihsering dilaksanakan di SD atau sudah dilarang, yang pasti peristiwa ini di jaman dulu sngat membuat anak-anak SD ketakutan dan ketar-ketir.