Mohon tunggu...
Mario Reyaan
Mario Reyaan Mohon Tunggu... Ilmuwan - MSP, FPIK, UNPATTI

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat Cinta untuk Jodie Abrahamsz; Mutiara Hitam di Laut Dalam

1 September 2019   12:07 Diperbarui: 1 September 2019   12:17 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

J. K. Rowling adalah seorang penulis wanita berkebangsaan Inggris yang harus ditolak oleh 11 penerbit sebelum muncul dengan maha karyanya, "Harry Potter". Sejatinya, kemenangan adalah milik mereka yang sepenuhnya masih terus berjuang tanpa lelah meski sebenarnya tahu bahwa pernah kalah. Kekalahan adalah mutlak milik mereka yang telah berhenti berjuang lalu memilih untuk menyerah. Pemenang sudah pasti juara, namun juara belum tentu adalah pemenang.

Doa, kerja keras, disiplin dan dukungan dari banyak orang, terutama keluarga telah menghantarkan Jodie ke atas panggung Putra dan Puteri Natsepa. Mengalahkan 125 peserta untuk dapat masuk dalam kategori 5 besar dan akhirnya dinobatkan sebagai "Putri Berbakat" tentu bukanlah suatu proses yang instan dan singkat; perlu hati yang lebih luas dari samudera dan mental sekeras batu karang untuk dapat mewujudkannya.

Meski bukan menjadi juara 1 pada ajang terbesar The Natsepa, namun Jodie telah berhasil memenangkan hati semua orang yang hadir malam itu.Saya tahu bahwa beberapa oran g tertunduk saat Jodie belum diijinkan oleh juri untuk masuk dalam kategori 3 besar. Hal itu nampak dari mata seorang ayah James Abrahamsz dan wajah tulus seorang Ibu yang akrab kami sapa "Ma Ace". Ada rasa kurang puas dari dasar hati seorang Kakak Christo Tutuhatunewa saat mendengar nama adiknya tidak dibacakan. Sejenak terlintas dalam hati; "mungkin dialah yang disebut sebagai mutiara hitam di laut dalam. Pemenang hati yang tak terungkapkan."

Beberapa dari kami akhirnya memilih pergi berkawan sepi dan sunyi tanpa bunyi, melantunkan puisi kritik pada Sang Ilahi, berharap hati Jodie tak serapuh kami. Benar,Tuhan menjawab semua doa. Benar, beberapa saat setelah itu terdengar lantunan langkah nanmerdu milik seorang wanita dengan wajah khas Maluku yang berpadu kontras dengan senyum indah Manado yang diwarisi dari sang Ibu. Jodie tampak lebih tegar dari kami semua, bahkan beberapa kali masih sempat bercanda dengan gaya khas Nusahulawano-nya. Kami sontak tenggelam dalam hatinya yang lebih luas dari samudera. Dia telah menjadi mutiara hitam bagi kami semua.

Terima kasih Jodie sebab telah menampilkan yang terbaik darimu untuk kami. Lelah terbayar lunas. Kami sangat bangga padamu. Ini masih belum berakhir, kami masih menantikan prestasimu selanjutnya. Jangan ragu, if you believe you can, you can. We proud of you. 

Passo, 31 Agustus 2019 #Siput_Kecil

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun