Secara perkembangan teknologi Indonesia memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan negara-negara kawasan asia tenggara, dimana Indonesia menjadi pilar ekosistem  start up di Asia Tenggara.Â
Hal ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang terus terjadi selama beberapa tahun ke belakang yang mendorong para pelaku startup untuk terus menghadirkan berbagai inovasinya.Â
Menurut laporan eConomy 2020, dari US$44 miliar ekonomi internet di Indonesia, sekitar 72 persen, atau US$32 miliar, dihasilkan melalui e-commerce, yang sudah menjadi industri terbesar yang menyumbang hampir 50 persen dari total pasar e-commerce di Asia Tenggara.Â
Hal ini membuktikan bahwa perkembangan teknologi yang diinisiasi oleh pelaku start up Indonesia dapat menjadi kekuatan baru Indonesia dalam membentuk pengaruhnya didunia internasional.
 Selain itu upaya ekspansi salah satu decacorn Indonesia yaitu Gojek di Asia Tenggara dapat dilihat sebagai perwujudan strategi geopolitik post modern yang dapat mempengaruhi perkembangan teknologi negara lain.Â
Gojek melakukan ekspansi ke Vietnam, India, Filipina dan Singapura dimana pesaingnya hanya grab sehingga potensi pasar sangat besar karena minimnya pesaing dalam teknologi taksi online.Â
Hampir semua start up di Indonesia seperti Gojek, bukalapak, tokopedia, shoppe dan lainnya mengembangkan teknologi yang menciptakan jaringan kerja sosial baru dengan menggunakan big data dan artificial intelligence serta sharing economy.
Dalam Kacamata Geopolitik Kritis disampaikan bahwa geopolitik memiliki dua tujuan yaitu Pertama, berupaya untuk membuka Geopolitik, sebagai disiplin dan konsep. Ini dilakukan sebagian dengan mempertimbangkan aspek populer dan formal dari geopolitik bersama dengan geopolitik praktis. Kedua, geopolitik kritis terlibat secara kritis dengan tema geopolitik tradisional.Â
Geopolitik kritis mengkritik bahwasanya perubahan ekonomi global tidak lagi mengenai pemikiran tradisional tentang identitas geografis dan cakupan global dan lokal menjadi glokal tetapi lebih kepada pengaruh budaya, proses dan tendensi, aktor negara dan politik geografis.Â
Dari sudut pandangan Geopolitik Kritis Indonesia sebenarnya memiliki keunggulan terutama dari sisi budaya dimana keanekaragaman budaya Indonesia dapat dijadikan sebagai instrument dalam mempengaruhi negara lain.Â
Sebagai contoh musik dangdut sebagai genre musik tradisional Indonesia terkenal di beberapa negara di dunia seperti Malaysia, Amerika Serikat dan Jepang serta negara lainnya. Hal ini membuktikan bahwa budaya Indonesia juga dapat berkembang di luar negeri.