Mohon tunggu...
RM
RM Mohon Tunggu... -

Simple

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hai Uly

19 September 2016   14:14 Diperbarui: 19 September 2016   15:09 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

          Aku tidak tahu pasti dari mana awalnya. Aku atau dia yang memulai kisah ini. Namun satu yang masih terekam di memoriku yaitu kata “hai”. Ya, satu kata yang sepertinya tidak memiliki makna, akan tetapi membuat otakku terus menyimpannya dengan sangat rapi sampai terperangkap dalam dunia semu.

          Untuk kesekian kalinya kami berpapasan di acara pentas seni. Aku datang ingin menyaksikan Mira, teman lamaku yang tergabung dalam seni theater. Sesekali aku melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan sambil melangkahkan kakiku lebar-lebar untuk mempersingkat waktu. Jarum jam sudah menuju pukul 14.55 wib, itu artinya lima menit lagi acara akan dimulai. Aku tidak ingin terlambat.

Dari kejauhan aku melihat dengan samar-samar, seseorang yang sedang berdiri di depan pintu masuk gedung, tersenyum lebar padaku. Ya, aku yakin sekali orang itu melemparkan senyumnya padaku. Buktinya saat langkah kakiku sampai di depan pintu gedung, dia menyapaku dengan sangat ramahnya. Menurutku dia bukan sedang menyapa tamu undangan tapi dia sengaja menyapaku seakan kami sudah lama saling mengenal. Kata pertama yang ia lontarakan adalah kata “Hai” sambil menyodorkan telapak tangannya bermaksud ingin berjabatan tangan denganku, dihiasi senyum lebar andalannya. Kami hanya saling menyebutkan nama, hanya itu saja. Setelah itu aku buru-buru berlalu dari hadapannya. Perkenalan kami begitu singkat, sangat singkat. Aku tidak tahu kenapa dia menyapa dan ingin berkenalan denganku. Entahlah, aku tidak ingin memusingkan semua itu.

****

(pesan masuk dari Mira)

“Uly, apa kau sudah sampai? Aku tidak melihatmu”

Mira mengirimkan pesan padaku, jelas saja ia tidak melihatku, secara aku duduk diurutan bangku no 3 dari belakang. Ini sangat menyebalkan, kenapa aku tidak datang lebih awal tadi agar setidaknya aku bisa duduk di urutan bangku pertengahan.

(Balasan Pesan dari ku)

“Mira, aku sudah sampai. Kau tidak bisa melihatku tapi aku bisa melihatmu dari sini. Saat nanti teammu tampil diatas panggung. Tunjukan penampilan terbaikmu. Ok”

(Balasan pesan dari Mira)

Baiklah Uly. Terimakasi sudah datang. Oya, setelah acara ini selesai kita bertemu ya di kantin dekat gedung”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun