Mohon tunggu...
Marine Kenzi Martasuganda
Marine Kenzi Martasuganda Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Me Is Marine

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saat Hati Menjadi Batas Negara

12 Oktober 2011   17:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:02 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbatasan dengan 10 negara tetangga. wilayah darat berbatasan dengan 3 negara, yaitu Malaysia, Papua New Guinea dan Timor Leste, wilayah laut berbatasan dengan 10 negara, yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua New Guinea, Australia dan Timor Leste. Itu lah Indonesia. cukup memahami sampai disini? Tentu tidak.
Negara mungkin secara bebas didefinisikan sebagai struktur yang, melalui institusi, mengaplikasikan kedaulatan atas wilayah dengan menggunakan hukum yang menghubungkan para individu di dalam wilayah tersebut satu sama lain sebagai anggota Negara.

Namun apakah semua diberikan hal yang sama antara pusat dan perbatasan.
Baiklah, dalam konteks kewarganegaraan kita sepakat dengan kalimat IndonesiaMu IndonesiaKu, tapi apakah kita sepakat dengan kaliamat “KeterbelakanganMu adalah KeterbelakanganKu”. Tentunya keterbelakangan masyarakat di lingkaran terluar indonesia tak di pungkiri memang kurang di perhatikan oleh masyarakat yang berada dilingkaran dalam.


Seseorang berkata, “Cintailah kesunyian apabila ingin mencintai indonesia”


Kalimat itu berlaku untuk seluruh bangsa indonesia.
Banyak ilmuan atau orang-orang indonesia yang pintar namun akhirnya pindah kewarganegaraannya karena sebuah ketidakadilan atau tidak dihargai di indonesia. pernahkah kita membandingkan antara mereka yang pendidikannya tinggi namun akhirnya pindah kewarganegaraan padahal mereka ada di lingkaran yang dalam dengan mereka yang pendidikannya rendah bahkan samat angat tradisional namun mereka tetap bersyukur ada di sebuah Negara yang bernama Indonesia.

Orang orang hitam gelap, rambutnya kriting. Tapi hatinya lurus dan cerah karena matahari terbit dahulu disebelah timur.
(mantan bupati merauke)


Cintailah orang-orang penjaga perbatasan dengan nyata, sebagaimana kita mencintai indonesia dengan berbagai versi pemahaman masing-masing tentang cinta indonesia.


Steven Grosby menyatakan dalam sebuah karyanya tentang faham nasionalime bahwa Elemen dari kedalaman waktu dalam hubungan teritorial suatu tanah air nasional, bagian dari diri diletakkan ke dalam tanah air oleh mereka yang dipersepsikan sebagai nenek moyang teritorial, dinyatakan pada keberartian yang diatributkan kepada event atau kebudayaan dan mereka yang bertanggung jawab memeliharakan penciptaannya dan wilayah yang memeliharakan kehidupan mereka ataupun memeliharakan generasi saat ini dan masa depan.

Karena itu, Lantas siapakah yang akan meneruskan suatu kebudayaan dan keindonesiaan kalau bukan kita.
Mantan bupati merauke mengatakan dalam seminar “wajah perbatasan indonesia” yang di adakan di salah satu perguruan tinggi di Depok pada April lalu, bahwa mereka orang-orang di perbatasan itu tidak mengharapkan sesuatu perhatian yang berlebih, tapi yang terpenting bagi mereka adalah masyarakat indonesia mengetahui keberadaan mereka, itupun telah membuat mereka senang.

Karena Perbatasan yang sesungguhnya adalah “hati” masyarakat lingkaran dalam dan lingkaran luar indonesia yang membuat wilayah perbatasan menjadi “terbatas”.

Ini bukan masalah nasionalisme yang Cauvinis tapi tentang nasionalisme yang rasional. apalah arti sebuah perbatasan apabila korelasi Hati yang terjalin antara masyarakat di perbatasan lebih erat dengan sesama masyarakat perbatasan yang berbeda kewarganegaraan daripada masyarakat yang ada di lingkaran dalam di Indonesia. karena kenyataannya fasilitas, kesehatan, pendidikan dan lainnya  lebih baik dari indonesia.

Relasi sosial lah yang terpatri dalam hati seseorang di perbatasan, intensifnya tangan saling menjabat dengan orang dari luar lingkungan mereka dan perhatian lebih yang diterima oleh mereka masyarakat perbatasan membuat mereka senang dan merasa tak sendirian.

: marine kenzi martasuganda

--------

dapat pula dibaca disini

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun