Mohon tunggu...
Marine Kenzi Martasuganda
Marine Kenzi Martasuganda Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Me Is Marine

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Generasi Penyelam

23 Maret 2012   21:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:34 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal yang saya nantikan selama ini akhirnya terlaksana. Saya berkesempatan untuk sertifikasi basic diving, yaitu sertifikasi dasar untuk mendapatkan izin menyelam. Ibarat berkendara, jika ingin mengendarai kendaraan bermotor tentu kita wajib test agar mendapatkan surat izin mengemudi untuk keselamatan pengendara, orang lain dan fasilitas umum. Semenjak berada di bangku perkuliahan pada tahun 2007, saya sangat menggebu-gebu akan sertifikasi ini. Apalagi saya mahasiswa ilmu kelautan, namun ini baru terlaksana sekarang karena ada kendala tertentu sebelumnya. Ada banyak instansi selam yang dapat mengeluarkan sertifikat selam. Namun yang saya ikuti sekarang adalah sertifikasi selam dari ADS-I (Association of Diving School - International) yang diselenggarakan oleh Octopus dive, yaitu salah satu operator selam di Indonesia yang sering mengadakan trip dan sertifikasi di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Di pelabuhan ratu, tepatnya di perairan cimareme, materi dasar kolam yang telah di dapatkan di kolam renang diuji dan dinilai oleh instruktur dive secara langsung di bawah laut. Sedangkan materi yang lainnya diuji secara tertulis. Beberapa minggu sebelum menuju pelabuhan ratu, saya mendapatkan materi dasar tentang diving, diantaranya pengenalan alat dasar selam, test kemampuan renang, snorkeling, fisika selam, marine biologi, dive table dan latihan kolam dasar (diving di kolam renang). Pertama kali menyelam di laut, sensasinya luar biasa. Luar biasa panik. Saat latihan menyelam dalam kolam renang, dasarnya rata dan tak ada arus. Namun di bawah laut, banyak batu, trumbu karang, pasir juga arus yang kencang. Kepanikan itu timbul saat saya berusaha menghindari terumbu karang karena tak ingin merusaknya. Namun itu semua bisa diatasi karena saya mengikuti instruksi dari instruktur diving saya. Setelah ujian selesai, saya diberi kesempatan untuk fun diving di dua tempat yang berbeda, yaitu di karang antuk besar dan karang antuk kecil bersama instruktur juga kawan-kawan sesama murid sertifikasi. Disana banyak jenis terumbu karang dan ikan-ikan. Namun, saya tidak terlalu menikmati keindahan yang ada di bawah laut sana, karena saya masih beradaptasi dengan olahraga ini. Lain halnya dengan kawan saya yang menikmati keindahan alam bawah laut, namun saya menikmati penyelamannya. Bermanuver ria, jungkir balik dan melayang tenang sambil melihat gelembung udara yang dihembuskan oleh kawan-kawan saya di bawah sana. Ada satu hal yang paling menegangkan ketika menyelam disana, yaitu ketika melihat ular laut yang sedang berenang menghampiri saya, lalu saya mengayuh dengan cepat untuk menghindarinya. Selain sertivikasi selam untuk keselamatan pribadi dibawah laut, juga untuk keselamatan makhluk hidup dibawahnya, jangan sampai niat baik untuk menikmati keindahan alam bawah laut malah jadi merusak terumbu karang karena berbenturan dengan tubuh atau terinjak-injak. Jika suatu peradaban dimulai dari yang sederhana. Maka peradaban maritim dibangun lebih dahulu dengan cara bisa berenang, lalu menyelam untuk melihat keindahan nyata alam bawah laut untuk menambah rasa cinta dan rasa memiliki akan lautan Indonesia. Generasi penyelam, bukan untuk tebar kesombongan, karena olahraga ini ditakdirkan ada agar manusia dapat mensyukuri mahakarya sang pencipta.

Dokumentasi :

13325373401895899428
13325373401895899428

13325373942129708938
13325373942129708938

13325374772047904427
13325374772047904427

13325375121622599579
13325375121622599579

1332537550892517712
1332537550892517712

1332537639487858687
1332537639487858687

13325376762140801177
13325376762140801177

1332537711938426390
1332537711938426390

1332537768596370676
1332537768596370676

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun