Lahan yang digunakan untuk TPS sementara terletak di belakang sekolah SDN Karang Asih 02. Banyak sampah yang tertimbun dan menumpuk di sana, padahal sudah ada spanduk mengenai larangan membuang sampah di area sekitar SDN Karang Asih 02. Selain itu, ada juga lahan kosong di dekat rumah salah satu warga. Sebelumnya lahan tersebut hanya berisikan rumput-rumput saja, tetapi sekarang lahan tersebut dipenuhi oleh bermacam-macam jenis sampah.
Fasilitas TPS (tempat pembuangan sampah) yang masih minim juga menjadi faktor penyebab kurang optimalnya penanganan dan pengelolaan sampah di sekitar permukiman Karang Asih. Ibu Upi Supinah yang merupakan seorang ketua RW 02 di lingkungan Karang Asih ketika diwawancarai mengenai hal ini pada Rabu (24/3/21) menjelaskan tidak ada TPS yang secara khusus untuk menampung sampah-sampah yang ada. Saat ini masih mengandalkan lahan kosong di sekitar yang kemudian akan diangkut oleh petugas dari dinas lingkungan hidup (DLH) Kabupaten Bekasi sebanyak 2 kali pengangkutan dalam kurun waktu 1 bulan namun masih belum merata.
Tempat pembuangan sampah terdekat dan cukup besar untuk menampung sampah yang banyak, saat ini hanya tersedia di pasar Cikarang. Seperti yang dikatakan Nana, tidak semua lingkungan RT memiliki tempat pembuangan sampah sendiri.
Saat ini Oleh karena itu, tindakan dari aparatur pemerintah saat ini masih mencari cara untuk menanggulangi pengelolaan sampah yang kurang optimal ini dan berdampak pada lingkungan.
Jika dilihat dari kesadaran masyarakatnya, sebagian besar sudah memahami pentingnya membuang sampah pada tempatnya. “Sudah banyak imbauan dan poster tentang dilarang membuang sampah sembarangan, tetapi masih banyak warga yang mengabaikan imbauan tersebut dan menganggapnya hanya sebagai kalimat yang tidak memiliki makna.” ucap Nana pada wawancara Minggu (7/3/2021).
Bu Upi menjelaskan para pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) sudah sigap dan siap dalam memerangi permasalahan sampah yang kurang optimalnya ini.
Menurut Pak Nana dan Bu Upi ini adalah permasalahan yang harus ditangani dengan maksimal demi terciptanya lingkungan yang asri dan untuk menjaga kesuburan tanah yang ada. Ke depannya, seluruh RT dan RW di lingkungan Karang Asih akan terfokus pada pengelolaan sampah ini. Salah satu caranya adalah memperketat aturan dan sanksi untuk masyarakat yang melanggar, serta memilah sampah dengan benar sebelum dibuang ke TPS untuk mengurangi pencemaran tanah.
Dampak dari kurang optimalnya pengelolaan sampah ini sangat besar terutama bagi lahan yang kebanjiran akibat tumpukan sampah yang terus menerus bertambah di suatu tempat. Saluran air dan selokan banyak tersumbat akibat sampah-sampah yang dibuang sembarangan dan menumpuk. Daerah resapan air yang terdapat di lingkungan sekitar akan dipenuhi oleh sampah tersebut sehingga akan sulit menyerap ke dalam tanah dan mengakibatkan banjir ini terjadi.
Demi terciptanya lingkungan yang bersih dan nyaman untuk ditempati, kita semua sangat berperan penting dalam menciptakan hal tersebut. Saling menjaga agar lingkungan ini tidak tercemar dan rusak seharusnya menjadi renungan bagi kita.
Aparatur yang memiliki kewenangan hendaknya mempertegas kebijakan dan regulasi terakit pengelolaan sampah karena ini merupakan permasalahan yang serius.
Seluruh masyarakat hendaknya saling bahu membahu, saling mengingatkan dalam memerangi permasalahan sampah yang ada di bumi agar sampah-sampah yang tertimbun sebelumnya dapat terurai dengan baik guna mencegah kerusakan dan pencemaran terutama pencemaran tanah.
Penulis: Marina Puspa Dewi
