Mohon tunggu...
Marina Novianti
Marina Novianti Mohon Tunggu... lainnya -

ciptaanNya yang bersyukur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pesan bagi Buruan

14 April 2014   19:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:41 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

apa yang menggairahkan seorang pemburu?  melihat targetnya berlari. berkeringat. merintih ronta saat berusaha menyelamatkan diri. saat itu, darah pemburu berdesir. napasnya berderu. matanya berkilat. semua inderanya menikmati rangsangan yang tersuguh di depannya. saat buruan tertangkap, diam pasrah menunggu ajal, kenikmatan sudah berakhir. tinggal penyelesaian mangsa sesuai standar prosedur sebagai pemburu. ikat dan matikan. membosankan.

kalau harus menjadi target buruan, larilah. lari sekencangnya. lakukan segala cara yang terpikir olehmu untuk lepas. jangan pernah berhenti. jangan merintih karena perih. jangan menyerah karena lelah. ini saat berjuang, bukan mengerang. larilah. terus… sampai kau mati berlari.

namun kalau akhirnya kau terpojok, dari saat mereka mengurung dan siap memangsamu, membekulah. diam seribu bahasa. kalau perlu turunkan suhu tubuh.  jangan pernah menatap mata mereka. jangan biarkan mereka merasa berkuasa atas jiwamu yang menggelepar. jangan beri mereka kenikmatan hangatnya keringat di sekujur tubuhmu, geliat panikmu saat berusaha melepaskan diri, hembusan deru napasmu yang termegap ketakutan.  jangan. jadilah papan.

selama semua rutinitas siksaan menjelang ajal berlangsung atas tubuhmu, bebaskan ruh mengembara ke masa dan ruang terindah dalam benak. berusahalah tinggal saja di sana. tak guna kau pikirkan tubuhmu yang terkoyak. bahkan pemburumu pun sudah siap untuk membuangnya. ia butuh mainan yang hangat bergerak. bukan patung yang beku kelu.

MN, April 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun