mengapa untuk tiap hirup udara ke dalam diri
harus kubayar dengan embusan napas sarat cerita?
bisakah, sekali saja, kusimpan menjadi prasasti
tetesan embun yang kita lukiskan di suatu ruang dan masa?
MN, Jan 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!