Mohon tunggu...
Marina
Marina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan Mahasiswa UNP yang sekarang lagi mengikuti program pertukaran mahasiswa, saya sekarang semester 3 dengan jurusan Teknik Sipil prodi Pendidikan Teknik Bangunan.

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Jelajah Tradisi dan Sejarah Legasi Kolonial Bandung Utara di Taman Hutan Raya

12 September 2023   08:00 Diperbarui: 12 September 2023   09:36 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu, 9 September 2023 saya dan teman-teman kelompok Modul Nusantara lagi mengikuti kegiatan kebhinekaan "Jelajah tradisi dan Sejarah Legasi Kolonial Bandung Utara". Nah pada kegiatan kali ini dosen dan LO kelompok 12, kembang memilih salah satu objek wisata alam menarik di daerah utara Bandung yang bernama Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. Djuanda.

Taman Hutan Raya Djuanda ini terletak di kawasan Dago Pakar, sekitar 7 km dari pusat kota Bandung. Tepatnya di Juanda (Goa Pakar), Ciburial, Kec. Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Salah satu objek yang kami kunjungi disini adalah Goa Jepang, Goa Belanda, dan Penangkaran Rusa.

Goa Jepang

Sekitar 450 meter dari pintu gerbang kami sampai di Goa Jepang. Konon, goa ini dulunya dijadikan sebagai tempat persembunyian para penjajah. Goa ini sendiri dibuat oleh para rakyat Indonesia yang saat itu dijadikan sebagai Romusha.

Goa Jepang ini memiliki 4 buah pintu masuk, akan tetapi di dalamnya cukup banyak cabang seperti labirin. Jika ingin masuk pastikan kita membawa alat penerangan karena di dalamnya sangat gelap. Saat hendak masuk ke dalam goa sudah ada yang menawarkan jasa sewa senter yang dibayar 5000 per senter.

Goa Belanda

Setelah puas di Goa Jepang, kami melanjutkan perjalanan ke Goa Belanda yang jaraknya sekitar 500 meter dari goa jepang. Di sepanjang perjalanan terlihat berbagai pemandangan indah dan juga koleksi flora yang beraneka ragam. Di pinggir jalan juga terdapat warung yang menjual berbagai makanan dan minuman. 

Ketika sampai di Goa Belanda, kami disambut dengan ruang terbuka yang cukup luas di depannya. Beberapa monyet juga turun untuk meminta makanan dari para pengunjung.

Goa Belanda ini bentuknya paralel sehingga tidak akan tersesat ketika berkeliling di dalamnya. Goa ini juga lebih rapi dibandingkan dengan Goa Jepang. Konon di Goa ini ada satu kata yang tidak boleh diucapkan karena akan membuat marah para penunggunya.

Goa Belanda memiliki jalur tembus ke belakang. Dari sana kita bisa melanjutkan perjalanan ke berbagai objek lainnya seperti penangkaran rusa dan Curug Omas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun