Mohon tunggu...
Marina Alfi Nurmala
Marina Alfi Nurmala Mohon Tunggu... Bankir - Pegawai Bank dan Konten Kreator

Saya adalah seorang yang bersemangat.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Indonesia di Era Panas Politik 2024, Muhammadiyah Jangan Salah Langkah

7 November 2023   12:15 Diperbarui: 7 November 2023   17:51 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi: aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah duniawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. 

Dengan mengemban misi gerakan tersebut Muhamadiyah dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan agama Islam menjadi rahmatan lil 'alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.

Saat ini negara kita sedang dalam hawa panas yaitu menuju pemilihan presiden 2024, peran Muhammadiyah dalam politik nasional sangat penting. Muhammadiyah memang bukan partai politik. Muhammadiyah lebih merupakan organisasi Islamic-based civil society (masyarakat madani) dan sekaligus sebagai interest group (kelompok kepentingan). 

Warga Muhammadiyah dipersilahkan mendirikan partai politik atau bergabung dengan partai yang ada, dan secara institusional tidak ada hubungan antara parpol manapun dengan Muhammadiyah. Kader Muhammadiyah tetap harus memprioritaskan moral serta mengutamakan realisasi visi misi dan program untuk kemaslahatan rakyat.

Muhammadiyah menyayangkan bahwa sistem dan pelaksanaan pemilu di Indonesia masih jauh dari Amar Ma'ruf nahi Munkar, saat ino pemilu dalam sarat masalah, di antaranya masih menjamurnya politik uang, politik identitas, termasuk mengguritanya oligarki. Semua masalah itu menunjukkan bahwa sistem dan pelaksanaan pemilu di Indonesia belum bermutu. 

Dalam pandangan Muhammadiyah, pemilu yang bermutu akan berimplikasi pada lahirnya pemimpin yang bermutu dan kepemimpinan yang mendorong kesejahteraan dan kemajuan bangsa. 

Muhammadiyah mengusulkan agar mekanisme pemilihan diubah menjadi sistem pemilu tertutup atau terbuka terbatas. Usulan itu dimaksudkan agar politik uang, ekses politik identitas, dan pembelahan politik dapat diminimalisir sekecil mungkin, sehingga bangunan kebangsaan dapat terjaga dan mendapatkan pimpinan yang Amar Ma'ruf nahi Munkar.

Dalam penerapan Amar Ma'ruf nahi Munkar Muhammadiyah menjaga jarak yang sama dengan partai politik. Artinya, dalam menghadapi kondisi situasi politik praktis, Muhammadiyah selalu hadir dengan wajah politik adiluhung, tidak memiliki kecenderungan dengan partai politik tertentu.

 Lalu mendirikan amal usaha politik bahwa warna dan karakteristik politik beda dengan amal usaha yang lain, amal usaha politik ini terjadi adalah politik transaksional, praktis, dan uang, hanyalah akan bersifat kontradiktif dengan budaya amar ma'ruf nahi munkar, sedikit bicara banyak bekerja, dan hidup-hidupilah Muhammadiyah yang selama ini menjadi karakter yang begitu melekat di dalam Muhammadiyah.

Muhammadiyah sudah memahami betul mengenai persoalan politik, Muhammadiyah membagi persoalan politik menjadi dua, yakni politik yang bersifat umum, yakni urusan politik kebangsaan dan kenegaraan. Kemudian, politik secara khusus, yakni urusan politik yang bersifat praktis dan berorientasi pada kekuasaan. Muhammadiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan bangsa dan negara merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan da'wah amar ma'ruf nahi munkar. 

Muhammadiyah senantiasa memainkan peran politiknya sebagai wujud dari dakwah amar ma'ruf nahi munkar dengan jalan mempengaruhi proses dan kebijakan negara agar tetap berjalan sesuai dengan konstitusi dan cita-cita luhur bangsa. Muhammadiyah secara aktif menjadi kekuatan perekat bangsa dan berfungsi sebagai wahana pendidikan politik yang sehat menuju kehidupan nasional yang damai dan berkeadaban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun