Asesmen Nasional merupakan upaya untuk memotret kualitas input, mengevaluasi kualitas sistem pendidikan, proses dan hasil belajar yang mencerminkan kinerja sekolah sebagai umpan balik berkala bagi manajemen sekolah, dinas pendidikan, Kemenag dan Kemendikbud. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di masyarakat.
Asesmen Kompetensi Minimum merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Asesmen Nasional 2021 adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Asesmen Nasional bertujuan juga mendorong guru untuk mengembangkan kompetensi kognitif yang mendasar sekaligus karakter murid secara utuh serta hasil Asesmen Nasional perlu digunakan untuk diagnosis masalah dan perencanaan perbaikan pembelajaran oleh guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan.
Apa perbedaan Ujian Nasional dan Asesmen Nasional? Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Ujian Nasional bertujuan menilai hasil belajar peserta didik pada akhir jenjang, mengukur capaian individual peserta didik, peserta seluruh peserta didik kelas 9, 12 dan berupa laporan individul peserta (SHUN). Sedangkan Asesmen Nasional bertujuan memotret input, proses, mengevaluasi kualitas pendidikan dan hasil belajar pada satuan pendidikan, serta peserta Asesmen Nasional meliputi siswa ( sampel kelas 5, 8, 11), guru dan kepala sekolah dan berfungsi sebagai Laporan satuan pendidikan. Peserta Asesmen Nasional adalah seluruh satuan pendidikan namun tidak semua siswa dan siswa dipilih secara random dengan stratifikasi sosial ekonomi.
Apa yang diukur pada Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)? Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Selain itu termasuk juga Survei karakter yaitu mengukur Sikap, kebiasaan dan nilai nilai (values), mengukur karakter siswa sesuai profil pelajar Pancasila sebagai hasil belajar non-kognitif dan Survei lingkungan belajar yaitu mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.
Lalu sebagai guru apa yang harus dilakukan?. Kegiatan berikut ini dapat digunakan sebagai inspirasi bagi para guru. Pertama, libatkan siswa dalam pengajaran membaca, strategi yang dapat digunakan untuk melibatkan siswa antara lain; mengajak siswa berpendapat, mencertakan kembali isi bacaan, mengaitkan isi bacaan dengan kejadian disekitar, membandingkan bacaan dengan bacaan lain pada topik yang sama dan lain-lain. Kedua, siswa perlu dibiasakan dengan jenis dan format bacaan yang beragam misalnya berikan tugas kepada siswa membaca teks yang berisi diagram atau peta serta teks berbasis digital.
Demikian sedikit pembahasan tentang Asesmen Kompetensi Minimum. Mari para guru untuk melakukan perubahan kualitas pendidikan di sekolah masing-masing demi terwujudnya pendidikan Indonesia yang berkualitas di masa depan. Terima kasih.
Oleh: Muhammad Arif Romadoni
Sumber:
- Buku saku AKM dan implikasinya pada pembelajaran dari Pusmenjar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H