Mohon tunggu...
M Gladys Purwanto
M Gladys Purwanto Mohon Tunggu... Dokter - FK UI 2019

Hi, nice to meet you. I'm a new medical student in Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Esai Isu Kedokteran: Bayi Tabung

19 Agustus 2019   19:35 Diperbarui: 19 April 2021   11:01 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjelasan medis soal bayi tabung. | halodoc

Proyeksi dampak-dampak sosial, seperti pengubahan dunia atletik, penciptaan senjata manusia, dan pertukaran otonomi atas kehidupan seseorang dapat terjadi karena praseleksi embrio [7]. 

Selain itu, dengan pandangan yang masih sangat terbatas, sulit untuk mengubah susunan genetik manusia tanpa mengetahui dampak seutuhnya. Sebagai contoh, melalui terapi gen, suatu laboratorium mampu membuat tikus mengalami penurunan berat badan, tetapi efek jangka panjang manipulasi gen tersebut menyebabkan gangguan produksi toksin dan penurunan berat badan drastis [8].

Tingkat keberhasilan teknologi pembuahan in vitro ini memang tidak terlalu besar, biasanya hanya berkisar dua puluh persen, sedangkan biayanya cukup besar. Oleh karena itu, dalam praktik pelaksanaan program bayi tabung ini, sel telur atau ovum yang diambil tidak hanya satu melainkan lebih banyak, yaitu sekitar enam hingga sepuluh. 

Embrio yang dikembalikan ke rahim setelah dibuahi juga lebih dari satu, tetapi banyak embrio yang dikembalikan disesuaikan dengan kemampuan si wanita itu mengandung dan membesarkannya. Karena itulah, biasanya embrio yang ditanam kembali ke dalam rahim hanya sekitar dua hingga empat saja [9].

Dengan adanya embrio yang ditanam kembali lebih sedikit dari pada yang dibuahi ini maka timbullah masalah, yaitu diapakan kah sisa embrio yang tidak ditanam kembali ke dalam rahim tersebut? Masalah inilah yang akan dicoba untuk dicarikan jalan keluarnya yang tidak bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku. 

Ada setidaknya tiga alternatif yang bisa dilakukan terhadap embrio-embrio tersebut. Ketiga alternatif yang bisa diterapkan terhadap embrio-embrio tersebut adalah sebagai berikut: pertama, ditransplantasikan ke dalam rahim wanita lain (surrogate mother); kedua, dibekukan dan disimpan dalam bentuk beku; dan ketiga dimusnahkan [9].

DAFTAR PUSTAKA

  1. Wang J, Sauer MV. In Vitro Fertilisation (IVF): a review of 3 decades of clinical innovation and technological advancement. Ther Clin Risk Manag [Internet]. 2006 Dec [cited 2019 Aug 18]; 2(4): 355--364. Available from: 
  2. Mayo Clinic Staff. In Vitro Fertilization (IVF) [Internet]. 2019 Jun 22 [cited 2019 Aug 18]. Available from: 
  3. Mayo Clinic Staff. Endometriosis [Internet]. 2019 March 23 [cited 2019 Aug 19]. Available from: 
  4. Honestdocs Editorial Team. Bayi tabung: proses, efek samping, dan biaya [Internet]. 2019 May 24 [updated 2019 Jul 13; cited 2019 Aug 18]. Available from: 
  5. Maulana A, Nurlatifah SC, Septiani AD. Bayi tabung sebagai implementasi teknologi di bidang reproduksi dan embriologi manusia [dissertation]. Serang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa; 2018.
  6. Lawson D. Of course a deaf couple want a deaf child [Internet]. 2008 March 11 [cited 2019 Aug 19]. Available from: 
  7. Sandel MJ. The case against perfection: what's wrong with designer children, bionic athletes, and genetic engineering. Atlantic Monthly [Internet]. 2004 Apr [cited 2019 Aug 19];293(3):51-62. Available from: 
  8. Ahima RS. Obesity gene therapy: slimming immature rats. Gene Therapy. 2003;10:196--19.
  9. Suwito. Problematika bayi tabung dan alternatif penyelesaiannya. Al-Hukama [Internet]. 2011 Dec [cited 2019 Aug 18]; 1(2):150-75. Available from:   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun