Mohon tunggu...
Maricha Gesang
Maricha Gesang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya adalah memasak dan membuat konten make up.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pemanasan Global dan Dampaknya Terhadap Perubahan Iklim Tahun 2024

18 Desember 2024   18:00 Diperbarui: 18 Desember 2024   18:01 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pemanasan global atau global warming adalah istilah yang menggambarkan peristiwa kenaikan suhu rata-rata daratan, lautan, dan atmosfer bumi secara bertahap. Pemanasan global terus menjadi isu utama di seluruh dunia, terutama memasuki tahun 2024, dimana dampaknya semakin nyata dirasakan. Fenomena ini disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (N2O), yang mengakibatkan peningkatan suhu rata-rata bumi. Menurut World Meteorological Organization (WMO), memprediksikan bahwa tahun 2024 merupakan tahun terpanas dalam sejarah. Suhu rata-rata global Januari-September 2024 mencapai 1,54°C (±0,13°C) di atas tingkat pra-industri, tidak hanya itu saja pemanasan jangka panjang yang diukur dalam beberapa decade tetap berada di bawah 1,5C Sehingga pada sepuluh tahun terakhir adalah tahun terpanas dalam catatan dengan peningkatan panas laut dan kehilangan es yang semakin cepat. Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC), juga menyimpulkan bahwa sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan karena meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat ulah manusia. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan industrialisasi menjadi faktor utama di balik pemanasan global. Dampaknya tidak hanya terbatas pada perubahan suhu, tetapi juga memicu perubahan iklim ekstrem yang merugikan lingkungan, ekonomi, dan kehidupan manusia.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai penyebab pemanasan global, dampaknya terhadap perubahan iklim pada tahun 2024, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan ini.

Penyebab Pemanasan Global

  • Emisi Gas Rumah Kaca Aktivitas industri, transportasi, dan pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi karbon dioksida yang menjadi penyebab utama pemanasan global. Gas-gas ini memerangkap panas matahari di atmosfer, menciptakan efek rumah kaca yang meningkatkan suhu bumi. Menurut data dari International Energy Agency (IEA), emisi CO2 global pada 2023 mencapai rekor tertinggi akibat peningkatan konsumsi energi pasca-pandemi.
  • Variasi Matahari selama 30 tahun terakhir menjadi salah satu penyebab dari pemanasan global, hal ini dikarenakan perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950 (Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, n.d.).
  • Menurut WWF australia (n.,d), penyebab dari pemanasan global adalah deforestasi yaitu pengurangan atau penghilangan luas hutan secara besar-besaran dan cepat. Akibatnya, terjadi pemanasan global. Tumbuhan dan pohon sangat penting dalam mengatur iklim karena mereka menyerap karbon dioksida dari udara dan melepaskan oksigen kembali ke dalamnya. Hutan dan semak belukar merupakan penyerap karbon, yang menyimpan karbon yang, jika hilang, tidak dapat dipulihkan pada tahun 2050. Ini juga dikenal sebagai karbon yang tidak dapat dipulihkan. Oleh karena itu, jika kita ingin menjaga pemanasan global pada 1,5°C, kita harus menjaga dan memulihkan hutan kita.
  • Pertanian dan peternakan sektor ini menghasilkan metana dalam jumlah besar, terutama dari proses pencernaan hewan ternak dan pengelolaan limbah pertanian. Metana memiliki potensi pemanasan yang jauh lebih besar dibandingkan karbon dioksida. Food and Agriculture Organization (FAO) menyatakan bahwa sektor peternakan menyumbang sekitar 14,5% dari emisi gas rumah kaca global.

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim Tahun 2024

Pemanasan global telah menyebabkan berbagai dampak yang mampu mempengaruhi lingkungan serta aspek kehidupan manusia. Beberapa diatanranya yaitu :

  • Cuaca Ekstrem dan Bencana Alam Pemanasan global menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem seperti gelombang panas, badai, banjir, dan kekeringan. Tahun 2024 diprediksi akan mengalami peningkatan suhu global hingga 1,5°C di atas rata-rata pra-industri. Met Office memperkirakan bahwa gelombang panas ekstrem akan lebih sering terjadi di Asia Selatan dan Timur Tengah, mengancam kesehatan jutaan orang.
  • Pencairan Es di Kutub dan Kenaikan Permukaan Air Laut Pencairan es di Kutub Utara dan Selatan semakin cepat akibat peningkatan suhu global. National Snow and Ice Data Center (NSIDC) mencatat bahwa luas es di Arktik mencapai titik terendah dalam sejarah pada September 2023. Hal ini menyebabkan kenaikan permukaan air laut yang mengancam wilayah pesisir dan pulau kecil, seperti Maladewa dan Kiribati, yang terancam tenggelam.
  • Gangguan Ekosistem dan Kehilangan Keanekaragaman Hayati Perubahan suhu mengganggu ekosistem alami dan memaksa spesies tumbuhan dan hewan untuk bermigrasi atau punah. Terumbu karang, yang menjadi rumah bagi berbagai spesies laut, semakin terancam oleh pemanasan dan pengasaman air laut. Menurut UN Environment Programme (UNEP), lebih dari 90% terumbu karang dunia akan mati jika pemanasan global melebihi 2°C.
  • Dampak Sosial dan Ekonomi Pemanasan global memengaruhi produksi pangan akibat kekeringan berkepanjangan dan banjir yang merusak lahan pertanian. Ini akan menyebabkan ketahanan pangan global melemah dan meningkatkan risiko kelaparan. Bank Dunia memperkirakan bahwa lebih dari 100 juta orang akan jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 2030 jika perubahan iklim tidak segera ditangani.

Menurut Repository Universitas Negeri Gorontalo (n.d.), pemanasan global berdampak signifikan terhadap lingkungan diantaranya :

  • Habitat hewan berubah akibat perubahan faktor-faktor suhu, kelembapan dan produktivitas primer Sehingga sejumlah hewan melakukan imigrasi untuk menemukan habitat baru tyang sesuai. Migrasi burung akan berubah disebabkan perubahan musim, arah dan kecepatan angina, arus laut (yang membawa nutrient dan migrasi ikan).
  • Peningkatan muka air laut, air pasanag  dan musim hujan yang tidak menentu menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir.
  • Ketinggian gunung-gunung berkurang akibat mencairnya es pada puncak.
  • Perubahan tekana udara, suhu, kecepatan dan arah angina menyebabkan terjadinya perubahan arus laut. Hal ini dapat berpengaruh pada migrasi ikan Sehingga, memberi dampak pada hasil perikanan tangkap.
  • Berubahnya habitat memungkinkan terjadinya perubahan terhadap resistansi kehidupan larva dan masa pertumbuhan organisme tertentu, kondisi ini tidak menutup kemungkinan adanya pertumbuhan dan resistensi organisme penyebab terjadinya penyakit tropis. Jenis-jenis larva yang berubah ressitensinya terhadap perubahan musim dapat meningkatkan penyebaran prganisme lebih luas. Hal ini menimbulkan wabah penyakit yang dianggap baru.
  • Mengancam kerusakan terumbu karang di kawasan segitiga terumbu karang yang ada di enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Kepulauan Salomon, Papua 8 Nugini, Timor Leste, dan Philipina.

Langkah Mengatasi Pemanasan Global

Adapun secara kongkrit, langkah-langkah untuk memecahkan masalah sebagai akibat dari dampak yang ditimbulkan adanya pemanasan global (global warming), antara lain :

  • Transisi ke Energi Terbarukan Menggantikan sumber energi fosil dengan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan air adalah solusi utama dalam mengurangi emisi karbon. Laporan dari International Renewable Energy Agency (IRENA) menyatakan bahwa transisi ke energi terbarukan dapat mengurangi emisi global hingga 70% pada tahun 2050.
  • Reboisasi dan Penghentian Deforestasi Menanam kembali hutan dan mencegah penebangan liar dapat membantu mengurangi konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Hutan memiliki peran vital dalam menyerap gas rumah kaca dan menjaga keseimbangan ekosistem.
  • Pengurangan Penggunaan Plastik dan Limbah Plastik sekali pakai menghasilkan emisi karbon selama proses produksinya dan berkontribusi pada pencemaran lingkungan. Mengurangi penggunaan plastik dan mendaur ulang sampah dapat membantu menekan dampak lingkungan.
  • Kolaborasi Global dan Kebijakan Lingkungan Kerjasama internasional seperti melalui Perjanjian Paris perlu ditingkatkan dengan komitmen kuat dari setiap negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Pemerintah harus memberlakukan kebijakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan, termasuk insentif bagi perusahaan yang beralih ke teknologi ramah lingkungan.
  • Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat Masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya mengurangi jejak karbon melalui perubahan gaya hidup, seperti mengurangi konsumsi energi, menggunakan transportasi ramah lingkungan, dan mendukung produk berkelanjutan.

Kesimpulan 

Pemanasan global merupakan tantangan serius yang memengaruhi lingkungan dan kehidupan manusia secara menyeluruh. Fenomena ini disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, terutama dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, serta pertanian dan peternakan. Tahun 2024 diproyeksikan sebagai tahun terpanas dalam sejarah, dengan suhu rata-rata global mencapai 1,54°C di atas tingkat pra-industri. Dampak yang ditimbulkan meliputi cuaca ekstrem, pencairan es di kutub, kenaikan permukaan laut, gangguan ekosistem, hingga dampak sosial dan ekonomi, seperti kerentanan pangan dan peningkatan kemiskinan.

Selain itu, pemanasan global turut mengancam keanekaragaman hayati, menyebabkan migrasi spesies, kerusakan habitat, dan wabah penyakit baru. Beberapa langkah strategis telah diusulkan untuk mengatasi masalah ini, seperti transisi ke energi terbarukan, reboisasi, pengurangan penggunaan plastik, dan peningkatan kolaborasi internasional melalui kebijakan lingkungan yang kuat. Edukasi dan kesadaran masyarakat juga menjadi kunci untuk mengurangi jejak karbon dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Pemanasan global adalah masalah yang membutuhkan tindakan kolektif dan komitmen kuat dari semua pihak untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kualitas hidup generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun