Mohon tunggu...
Veronica Maria
Veronica Maria Mohon Tunggu... Guru - independen

Be successful from the edge.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rintik Pilu

1 Juni 2023   13:19 Diperbarui: 1 Juni 2023   13:28 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dingin menyambut

Derak kaki kuda dan ringkiknya samar terdengar di udara

Kabut semakin memudar seiring rintik hujan yang kian jarang

Menyusul kerikil-kerikil yang berhambur kian kemari, seperti perang

Mengantar hati yang tersayat, tercabik, tertusuk 

Tak ada peluh, tak ada air mata, juga tak akan ada lagi yang biasa

Kabut telah meninggi dan hilang, hujan telah jatuh dan lenyap

Luka hati telah sirna, hangat mulai menyapa

Di ujung penantian

Di sana senyum, sisa-sisa senyum terus tergambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun